Bagi seorang penulis, menulis adalah laku hidup sehari-hari.Â
Andaikan lagu, menulis menjadi lagu yang didendangkan setiap hari.Â
Dendang merdu yang sangat dijiwai. Begitulah kehidupan penulis.
Apakah Anda masih bersiteguh untuk memasang label atau branding sebagai penulis?Â
Jika masih dan akan terus, saya ucapkan selamat.
Menulis dan Menulis
Menjadi penulis adalah sebuah pilihan hidup. Entah mau menjadi penulis profesional atau hanya amatiran. Up to you saja.
Ada satu hal yang tidak boleh kita lupakan adalah terkait dengan praktik menulis harian. Apakah itu?
Mungkin kita terlalu suntuk menulis dari hari ke hari. Menulis dan menulis, terus dan terus. Kita mampu melakukan semua itu karena kita mencintai atau menyukai dunia tulis-menulis.
Kalau dapat menuangkan gagasan ke atas laptop atau smartphone, alangkah senangnya. Mungkin kita memiliki jenis passion yang terbilang berat di bidang yang satu ini. Hari-hari yang kita lalui banyak kita isi dengan menulis dan menulis.
Laksana berkendaraan kita ngegas terus. Kendaraan pun meluncur dengan cepat, menyusuri jalan lurus dan tikungan demi tikungan. Beratus-ratus kilometer kita lewati, bahkan mungkin sudah ribuan kilometer.
Didera Rasa Bosan?
Akan tetapi, pada titik tertentu, kita terkadang didera rasa bosan yang sangat, rasa malas, rasa ingin berhenti dan menepi, kendati mungkin hanya untuk beberapa saat saja.
Ini artinya kita diingatkan oleh diri kita sendiri bahwa kita sudah memforsir diri melakukan sesuatu yang kita sukai. Kendati kita sukai, namun tetap saja pada suatu titik tertentu, rasa jenuh melanda.
Nah, kalau begini, apa yang bisa dilakukan? Saya berusaha menghapus rasa bosan itu dengan berbagai cara.
Yuk Berkebun
Pertama, dengan berkebun di pekarangan rumah. Mungkin tidak tepat ya memakai kata berkebun, karena saya tidak punya kebun untuk bertanam berbagai macam tanaman. Yang ada hanyalah lahan kecil di halaman rumah yang saya tanami tanaman hias.
Ya, tanaman hias. Tanaman hias yang pernah saya ceritakan dulu, kini sudah besar. Misalnya, Darklord yang ketika membelinya masih kecil, kini sudah besar dan berdaun banyak.
Janda bolong yang dulu hanya satu, itu pun diberi oleh seorang sahabat, kini sudah menjadi empat dan tumbuh sehat. Sensivera alias lidah mertua yang dulu tak terawat, kita malah merajarela, he he he.
Bertanam tanaman hias di dekat teras memang sangat menyenangkan dan menyehatnya. Menyiapkan media tanam, menanam, menyiram, dan menyianginya secara rutin, sungguh menyenangkan. Dan, tanaman-tanaman itu pun tumbuh dengan suburnya. Senang melihatnya tumbuh sehat.
Jangan Lupa BerolahragaÂ
Lalu, apalagi yang bisa dilakukan untuk menghapus dari kegiatan yang rutin? Berolah raga. Ya, berolah raga.
Tetapi, 'kan gelanggang olahraga (GOR) sedang tutup? Benar sekali, gelanggang olahraga sedang ditutup. Tidak diperkenankan para penyuka olahraga menggunakannya untuk sementara waktu sampai keadaan PPKM Darurat usai.
Merindu untuk berolah raga, apa yang bisa dilakukan? Saya memilih berolahraga di rumah saja. Kalau ada-anak suka bermain bulutangkis. Istri suka senam aerobik melalui cannel youtube.
Saya yang biasa ke GOR, kini terpaksa berolahraga di rumah juga. Untungnya, saya mempunyai samsak duduk yang bisa saya tendang dan pukul setiap hari, pagi dan sore.
Pagi-pagi, saya sisihkan waktu sekitar 15-30 menit untuk "menghajar" samsak itu. Memukul dan menendangnya begitu rupa. Dan, saya pun berhasil mengeluarkan keringat. Keringat mengucur deras dari pori-pori tubuh.
Istirahat, minum, dan menunggu tiga puluh menit hingga peluh mengering, Â barulah saya mandi. Usai mandi, rasanya bugar dan segar sekali, sesuatu yang sangat saya syukuri dalam hidup ini.
Hal yang sama saya lakukan di sore hari, menjelang mandi juga. Memukul dan menendangi samsak sampai keringat mengucur dari tubuh.
Satu lagi, Membaca
Malam hari, jika tidak menulis, saya akan membaca buku. Rasanya pikiran ini kosong- melompong tanpa membaca. Masa sih saya bisa menulis terus tanpa membaca? Membaca membuat saya terinspirasi dengan gagasan-gagasan dari buku-buku bacaan.
Cukup ambil waktu 30 menit sampai 1 jam untuk membaca setiap malamnya. Sekarang di meja saya ada dua buku yang menunggu dibaca.
Pertama, buku terjemahan yang berjudul Berani Tidak Disukai yang ditulis oleh dua pengarang Jepang, yaitu Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga.
Buku international bestseller ini menjelaskan bagaimana cara untuk membebaskan diri, mengubah hidup, dan meraih kebahagiaan sejati.  Â
Buku terbitan Gramedia Pustaka Utama ini mengungkapkan rahasia kekuatan terpendam di dalam diri yang memungkinkan siapa pun meraih kebahagiaan dengan menjadi diri sendiri tanpa harus diatur-atur oleh orang lain, tanpa harus selalu disukai orang lain.
Kalau buku Filosofi Teras yang ditulis Henry Manampiring mengangkat pemikiran Stoisisme dari ahli filsafat Yunani, buku ini mengangkat pemikiran filsuf Alfred Adler.
Dari kedua buku bergenre filsafat ini kita bisa menikmati jurus menjalani hidup yang tidak abstrak, menjelimet, dan di awang-awang, melainkan aplikatif, bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Satu lagi buku saya yang sedang menunggu untuk dibaca. Judulnya Dunia Anna. Buku ini ditulis oleh Jostein Gaarder.
Dunia Anna adalah sebuah novel filsafat semesta, berisi tentang keresahan hati seorang gadis yang bernama Nova terhadap bumi yang sudah tidak seindah dulu lagi, tentang spesies yang punah, tanah-tanah yang tenggelam, tentang kutub yang meleleh.
Dunia Anna mengajak kita berkaca dan merenung tentang eksistensi manusia dan alam semesta. Berbeda dengan novel filsafat Gaarder sebelumnya yang berjudul Dunia Sophie yang berketebalan 798 halaman, buku Dunia Anna jauh lebih tipis, 245 halaman.
Demikianlah, menulis, berolahraga, berkebun, dan membaca adalah kombinasi yang manis bagi saya untuk mengisi waktu di sela-sela tugas utama.
Bagaimana sahabat mengisi waktu agar senantiasa menyenangkan dan menggairahkan sepanjang hari?
( I Ketut Suweca, 25 Juli 2021).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H