Lantaran semua diambil oleh atau diberikan kepada orang lain akhirnya untuk dirinya sendiri tidak ada. Berangkat dari situlah kemudian muncul peribahasa yang bersandar dari keberadaan si pohon pule ini.
Merasa Tercubit
Kalau dibawa ke dalam kehidupan manusia, maka ini diandaikan pada orang yang pintar menasihati orang lain tetapi tidak menggunakan nasihat itu untuk dirinya sendiri.
Peribahasa ini dialamatkan pada orang yang hanya bisa memberi nasihat yang serba baik kepada orang lain, tetapi ia sendiri "lupa" menerapkan nasihat tersebut pada kehidupannya sendiri.
Membaca peribahasa ini, bisa membuat kita melakukan refleksi diri, mulat sarira. Apakah selama ini kita sudah seperti babakan pule? Diberi ke orang ada, dipakai sendiri tidak ada?
Saya sungguh tercubit oleh peribahasa ini! Saya mungkin sering memberi saran, masukan, bahkan nasihat kepada orang lain, tetapi apakah nasihat itu sudah saya terapkan sendiri?
Ini sebuah big questions mark bagi saya! Peribahasa babakan pule benar-benar sudah mencubit hati saya demikian dalamnya.
Salomon's Paradox
Sampai di sini saya ingat tentang Salomon's Paradox. Anda tahu tentang Salomon's Paradox, bukan? Ahli ilmu psikologi dari Universitas Waterloo, Igor Grossman, adalah pencetuskan konsep Salomon's Paradox ini.
Begini kisahnya. Raja Salomo merupakan raja ketiga bangsa Israel. Raja Salomo sangat dikenal dengan kebijaksanaannya dalam memberikan nasihat kepada orang lain.
Bahkan, selama pemerintahannya, banyak orang yang datang dari jauh hanya untuk mendapatkan nasihat dari Salomo. Ia menjadi terkenal karena kebijaksanaannya dalam memberikan nasihat.