Sedangkan mengenai air rebusan biasanya berdiri sendiri, tidak perlu dicampur dengan bahan lain.
Segenggam kulitnya yang telah dibersihkan direbus dengan air satu liter hingga menjadi setengah liter. Air rebusan tersebut kemudian dapat dijadikan obat untuk mengatasi diabetes, diare, dan bisa dipakai untuk mencuci luka.
Untuk mengobati penyakit bisul, daun pule bisa digunakan. Diambil beberapa lembar daun segar, kemudian diulek. Setelah itu, ulekan yang disebut boreh bisa ditempel pada bisul sehingga nanahnya cepat keluar.
Demikianlah sepintas kebermanfaatan pohon pule. Kalau ingin mengetahui lebih jauh, Anda bisa membacanya di Ayurweda, yang berisi pelajaran tentang obat herbal.
Menjadi Sesonggan
Nah, setelah mengenal seperti apa pohon pule itu dan manfaatnya, mari kita telusuri lebih jauh tentang philosophy terkait dengan pohon ini yang dituangkan ke dalam peribahasa (sesonggan, bahasa Bali).
Leluhur masyarakat Bali mewariskan sebuah sesonggan bijak yang bisa "mencubit" kita, bahkan hingga ke hati!
Begini bunyinya:
Buka babakan pule, pekidiang ada, anggon pedidi tusing ada.
Makna harfiahnya adalah, seperti babakan (potongan-potongan kulit) pohon pule, diberikan ada, tetapi untuk diri sendiri tidak ada.
Apa maksudnya? Begini. Pule adalah pohon yang sangat berkasiat sehingga banyak orang yang memanfaatkannya sebagaimana saya jelaskan di atas.