Terkadang kita tidak cukup hanya dengan memberikan sang anak hadiah buku. Kalau misalnya, ia belum bisa membaca dengan lancar, maka ada baiknya didongengkan dengan isi cerita dongeng dari buku tersebut.
Kalau ia sudah mulai bisa membaca, berikan kesempatan si anak untuk membaca sendiri. Mintalah anak yang menceritakan isi buku cerita yang dibacanya untuk kita dengar. Dengarkan ceritanya dengan sungguh-sungguh. Anak pasti akan sangat bangga dan senang.
Berkunjung ke perpustakaan dan toko buku.
Kegemaran membaca buku sejak dini akan memengaruhi pengetahuan dan karakter si anak. Memahami hal itu, maka ada baiknya anak-anak didorong untuk mengenal sumber bacaan lebih luas. Misalnya, dengan memperkenalkannya pada perpustakaan terdekat.
Di samping perpustakaan di sekolah, mungkin juga ada perpustakaan di sekitar rumah. Misalnya, ada perpustakaan desa, perpustakaan umum, atau perpustakaan yang dibangun secara mandiri oleh masyarakat yang peduli literasi. Saya memerhatikan, perpustakaan semacam ini sedang bertumbuh di banyak tempat.
Di samping mengajak anak ke perpustakaan, sekali waktu ajak juga dia ke toko buku. Biarlah ia melihat dan memilih buku-buku kesukaannya.
Saya memiliki kebiasaan mengajak anak dan keponakan ke toko buku semasa mereka anak-anak, dulu.
Saya siapkan sejumlah uang untuk mereka. Misalnya, per orang  saya sediakan seratus ribu rupiah untuk pembelian buku. Terserah mereka, hendak memilih buku apa dengan uang itu.
Memperkenalkan tokoh yang sukses karena membaca.
Sembari terus mendekatkan buku pada anak-anak, temukanlah bacaan yang mengisahkan tentang orang-orang yang pada masa mudanya suka membaca pada akhirnya menjadi tokoh yang sukses.
Bacaan berjenis biografi seperti ini relatif mudah ditemukan. Tidak hanya melalui buku, kita juga bisa mencari dan menemukannya di berbagai sumber informasi melalui google.