Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Inilah "The Five Work Principles" yang Menjadi Panduan dalam Bekerja dan Berkarier!

8 Mei 2021   19:06 Diperbarui: 8 Mei 2021   19:10 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana mendefinisikan tentang "kerja"?  Kerja diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menyelesaikan atau mengerjakan sesuatu yang menghasilkan untuk memenuhi kebutuhan berupa barang atau jasa.

Hasil dari kerja disebut dengan kinerja yang ditunjukkan dalam bentuk prestasi kerja (performance).

Kerja yang menghasilkan prestasi kerja atau kinerja tentu tidak sembarang kerja. Performance kita sangat ditentukan oleh hasil kerja kita, bukan pada kerja itu sendiri.

Kalau kita semakin sibuk, apakah kita mampu meraih prestasi kerja yang lebih baik? Jika tidak, maka berarti kita masih sekadar bekerja, tanpa performance yang lebih baik.

Untuk mencapai prestasi kerja yang diharapkan, terdapat lima prinsip kerja yang mesti dijalani secara berbarengan.

Saya menyebutnya dengan istilah the five work principles. Dengan kelima prinsip ini, dapat diharapkan performa kerja kita menjadi lebih baik dan tidak mubazir. Mari kita mulai membahasnya satu per satu.

Pertama, prinsip kerja keras.

Ajakan bekerja keras sudah sejak dulu kita dengar dan ketahui. Kita pun mungkin sudah berulang kali mengajak teman-teman untuk bekerja keras. Dengan kerja keras, kita berharap apa yang inginkan akan menjadi kenyataan.

Kita rela bekerja keras dengan mengerahkan segala sumber daya untuk mencapai cita-cita. Kita merelakan waktu, tenaga, dan uang untuk mengubah sebuah harapan menjadikan realita.

Kerja keras memiliki arti bekerja dengan sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum target tercapai. Kerja keras memang selayaknya dilakukan.

Kedua, prinsip kerja cerdas.

Kerja keras saja untuk meraih tujuan belumlah cukup. Perlu ditimpali kerja cerdas untuk membuat pekerjaan lebih mudah dan lancar dikerjakan.

Kerja cerdas adalah bagaimana kita bisa bekerja sebaik mungkin dengan hasil yang lebih besar untuk usaha yang sama atau hasil yang sama dengan usaha yang lebih sedikit.  Kerja cerdas akan lebih efisien dari sisi sumber daya.

Kerja cerdas tidak menutut bekerja dengan otot melulu, melainkan terutama dengan kemampuan otak. Misalkan, kita ingin memindahkan sebuah batu besar beberapa meter yang mustahil diangkat oleh empat orang sekali pun. Kita tidak perlu mengangkatnya, cukup dengan menggunakan bantalan dan tuas untuk mengungkit dan menggelindingkannya.

Begitulah bekerja dengan cerdas lebih menggunakan pemikiran daripada tenaga fisik saja. Sebagian pekerjaan bisa menggunakan pendekatan ini, sebagian sisanya masih menggunakan tenaga fisik. Kalau keduanya dikombinasikan, tentu hasilnya akan jauh lebih baik.

Ketiga, prinsip kerja tuntas.

Bekerja janganlah setengah hati, melainkan sepenuh hati. Jangan pula meninggalkan pekerjaan yang belum selesai. Kalau pekerjaan diabaikan di tengah perjalanan, tentu tidak akan menghasilkan apa-apa. Tenaga, waktu, pemikiran, yang kita berikan di awal akan sia-sia belaka.

Oleh karena itu, kerja tuntas jangan diabaikan. Hanya kalau pekerjaan dikerjakan sampai tuntaslah akan mendatangkan hasil. Di samping itu, kita akan merasa senang telah berhasil melaksanakannya. Ada perasaan pencapaian setelah melalui proses penanganan yang relatif panjang.

Sekali lagi, kerja tuntas adalah bekerja dengan penuh semangat sampai selesai dan tidak setengah-setengah. Seberapa pun rumitnya pekerjaan itu, harus kita selesaikan hingga finish, sehingga akan hasilnya yang membahagiakan hati.

Termasuk di dalamnya, kita mesti bisa mengatur semua bagian usaha secara terpadu dari awal hingga akhir sehingga pekerjaan tersebut bisa terselesaikan dengan baik.  

Bekerja hingga tuntas juga menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaaan yang kita tangani. Kalau orang lain atau atasan memberikan pekerjaan itu, kita wajib mengerjakan tugas tersebut sampai tuntas, sebagai bentuk tanggung jawab.

Keempat, prinsip kerja ikhlas.

Ada orang yang bekerja dengan dilandasi keikhlasan hati, ada juga yang bekerja dengan terpaksa.

Pekerjaan yang dilakukan dengan terpaksa, biasanya hasilnya kurang baik.  Sebaliknya, pekerjaan yang dikerjakan dengan keikhlasan hati, pada umumnya akan dilakukan dengan senang hati dan hasilnya pun bisa optimal.

Alih-alih mengerjakan dengan berat hati, lebih baik kerjakan setiap tugas dengan ikhlas. Keikhlasan ini akan mengantarkan kita pada pelaksanaan pekerjaan dengan segenap kemampuan, dengan sepenuh hati, dan hasilnya pun diharapkan akan lebih baik.

Ada orang yang sering uring-uringan setiap kali diberikan pekerjaan oleh atasannya. Ia melihat pekerjaan sebagai sebuah beban. Ia melihat pekerjaan, apa pun itu, membebani alias memberatkannya.

Orang seperti ini tidak memiliki keikhlasan dalam bekerja. Yang ada hanyalah beban yang pantas dikeluhkan.

Dengan demikian, kerja ikhlas dapat dimaknai sebagai kerja yang dilakukan tanpa keluh-kesah, segala jerih payah dan rasa lelah tidak dipandang sebagai beban.

Kelima, prinsip kerja mawas.

Bagaimana memaknai kerja mawas? Kerja mawas diartikan sebagai kerja yang dengan sebaik-baiknya tanpa terpengaruh oleh emosional yang sedang melanda hati.

Dengan prinsip kerja mawas berarti kita tidak menyertakan emosi yang berubah-ubah dan meletup-letup, melainkan tetap berusaha tenang dan stabil selama bekerja.

Hal ini menjadi penting agar kita bisa bekerja dengan hasil yang baik. Kalau kita bertugas melayani pelanggan atau klien, kita bisa melayaninya dengan baik.

Misalkan, seorang seorang dokter atau perawat yang mengalami keadaan emosional yang kacau di rumah, hendaknya tidak membawa emosinya itu ke tempat kerja dan menunjukkan serta melepaskan kekesalannya itu pada orang di tempat kerjanya. Kalau ini dilakukan bisa fatal akibatnya!

Demikian pula dengan mereka yang bertugas di bidang public relations (kehumasan), tidaklah elok membawa kemarahan atau kesesalan hati dari rumah ke kantor. Pelayanannya terhadap para tamu atau pelanggan perusahaan bisa kacau karenanya.

Mau tak mau, ia mesti bersikap ramah dan tersenyum, kendati masih ada rasa tidak enak di dalam hati. Begitulah tuntutan pekerjaan yang mesti dilakoni secara profesional.

Kerja mawas juga mengandung makna selalu melakukan evaluasi diri pada setiap tahapan pekerjaan. Sampai di mana pencapaian pekerjaan, apa kesulitan, bagaimana mengatasinya, dan seterusnya.

Evaluasi memberikan kesempatan kepada kita untuk menyelesaikan setiap permasalahan lebih awal sehingga tidak berkembang menjadi masalah besar di kemudian hari.  

Apabila prinsip kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, kerja ikhlas, dan kerja mawas ini digabungkan, nicaya hasil kerja kita akan maksimal.

Itulah the five work principles yang memberi rasa bangga dan melahirkan rasa syukur ketika berhasil memetik buahnya.  

( I Ketut Suweca, 8 Mei 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun