Ada orang yang bekerja dengan dilandasi keikhlasan hati, ada juga yang bekerja dengan terpaksa.
Pekerjaan yang dilakukan dengan terpaksa, biasanya hasilnya kurang baik. Â Sebaliknya, pekerjaan yang dikerjakan dengan keikhlasan hati, pada umumnya akan dilakukan dengan senang hati dan hasilnya pun bisa optimal.
Alih-alih mengerjakan dengan berat hati, lebih baik kerjakan setiap tugas dengan ikhlas. Keikhlasan ini akan mengantarkan kita pada pelaksanaan pekerjaan dengan segenap kemampuan, dengan sepenuh hati, dan hasilnya pun diharapkan akan lebih baik.
Ada orang yang sering uring-uringan setiap kali diberikan pekerjaan oleh atasannya. Ia melihat pekerjaan sebagai sebuah beban. Ia melihat pekerjaan, apa pun itu, membebani alias memberatkannya.
Orang seperti ini tidak memiliki keikhlasan dalam bekerja. Yang ada hanyalah beban yang pantas dikeluhkan.
Dengan demikian, kerja ikhlas dapat dimaknai sebagai kerja yang dilakukan tanpa keluh-kesah, segala jerih payah dan rasa lelah tidak dipandang sebagai beban.
Kelima, prinsip kerja mawas.
Bagaimana memaknai kerja mawas? Kerja mawas diartikan sebagai kerja yang dengan sebaik-baiknya tanpa terpengaruh oleh emosional yang sedang melanda hati.
Dengan prinsip kerja mawas berarti kita tidak menyertakan emosi yang berubah-ubah dan meletup-letup, melainkan tetap berusaha tenang dan stabil selama bekerja.
Hal ini menjadi penting agar kita bisa bekerja dengan hasil yang baik. Kalau kita bertugas melayani pelanggan atau klien, kita bisa melayaninya dengan baik.
Misalkan, seorang seorang dokter atau perawat yang mengalami keadaan emosional yang kacau di rumah, hendaknya tidak membawa emosinya itu ke tempat kerja dan menunjukkan serta melepaskan kekesalannya itu pada orang di tempat kerjanya. Kalau ini dilakukan bisa fatal akibatnya!