Ketiga, kemampuan menulis.
Kemampuan menulis adalah kemampuan lanjutan dalam berliterasi. Tidak lagi hanya bisa memahami apa yang dibaca dengan mudah, juga memiliki kemampuan menulis.
Kemampuan menuangkan gagasan ke dalam format tertulis dengan baik menandakan kemajuan dalam berliterasi. Â Semakin banyak orang mencapai tingkatan ini, semakin banyak pula karya tulis yang tercipta.
Di media massa cetak dan online, misalnya, penulisnya tidak lagi hanya itu-itu saja, melainnya ada banyak penulis yang tampil dengan berbagai karya ciptanya.
Buku-buku yang dihadirkan pun semakin bertambah kuantitas dan semakin baik kualitasnya. Pada saat kontribusi mereka yang aktif pada level ini kian banyak, maka masyarakat tidak akan kekurangan sumber bacaan.
Masyarakat akan jauh lebih mudah mendapatkan buku. Ini menjadi sebuah kemajuan yang sangat berarti bagi pengembangan literasi di tengah-tengah masyarakat.
Para penulis aktif banyak bermunculan dengan karya-karya mereka. Mereka menulis banyak artikel, buku, dan produk informasi lainnya.
Kegemaran membaca masyarakat pun tumbuh sedemikian rupa sejalan dengan peningkatan kuantitas dan kualitas buku yang bisa diakses dengan mudah oleh pengguna.
Keempat, peningkatan kesejahteraan.
Setelah literasi mewujud dengan meningkatnya pengetahuan pembaca, apakah berhenti sampai di situ saja? Tentu saja tidak! Kehadiran buku tidak melulu bermuara pada peningkatan pengetahuan masyarakat