Adakah keterkaitan antara ketersediaan perpustakaan dan peningkatan minat baca? Seyogianya terdapat keterkaitan. Kian banyak koleksi buku, kian semangat warga sekolah untuk menelusuri dan menikmati isi buku-buku itu.
Akan halnya dengan perpustakaan desa, koleksinya masih sangat terbatas, minat baca pun sangat rendah. Tidak banyak orang yang hadir untuk suatu urusan di kantor desa yang memanfaatkan waktu menunggu dengan membaca buku-buku yang disediakan di tempat layanan perpustakaan.
Orang lebih tertarik memainkan gadget daripada membaca buku yang ada di pojok baca di sampingnya.
Kedua, problem kurangnya promosi
Menyediakan fasilitas perpustakaan saja sungguh belum cukup. Membuat tempat membaca yang nyaman saja belumlah lengkap. Masih diperlukan usaha keras dan terus-menerus menggalang minat baca masyarakat.
Indonesia banyak memiliki perpustakaan, tetapi kegemaran masyarakat membaca buku masih rendah.
Lihatlah kembali sejumlah penelitian menunjukkan kondisi seperti itu. Akibatnya, perpustakaan bagai kerakap tumbuh di batu: hidup segan, mati pun tak mau. Kurang pengunjung, Â kurang terurus.
Oleh karena itu, upaya penggalangan minat baca perlu diusahakan secara intensif. Kepala sekolah, kepala perpustakaan sekolah, dan para guru mesti selalu berusaha mendorong para siswa mereka untuk lebih rajin lagi membaca: menjadikan buku sebagai sahabat mereka.
Demikian pula dengan di desa. Kepala desa dan kepala perpustakaan setempat mesti aktif mengajak masyarakat untuk membaca. Tanpa usaha yang intensif dan berkesinambungan, akan sangat sulit meningkatkan minat baca masyarakat.
Apa yang bisa dilakukan? Antara lain, dengan mempersilakan kepada masyarakat yang hadir mengurus administrasi di desa agar mengisi waktu luangnya saat menunggu dengan membaca buku yang disediakan di perpustakaan kantor desa setempat.