Ada saatnya sebuah perusahaan atau lembaga melaksanakan proses rekrutmen untuk mendapatkan pegawai baru dengan kualifikasi tertentu.
Pegawai baru tersebut diangkat untuk melengkapi jumlah dan kualifikasi personil yang dibutuhkan. Mungkin saja selama ini jumlah dan kapasitas pegawai belum memadai untuk menggerakkan roda organisasi secara maksimal.
Dengan kehadiran pegawai baru diharapkan kekurangan yang ada dapat tercukupi. Atau, kalau pun masih kurang -- jika dibandingkan dengan beban kerja, paling tidak sekarang menjadi sedikit lebih ringan begitu pegawai baru tersebut mulai bekerja secara efektif.
Pegawai baru juga dibutuhkan, mungkin sebagai pengganti pegawai sebelumnya yang sudah pensiun. Jika dibiarkan kosong, bukan tidak mustahil beban tugas dan tanggung jawab atasan atau pegawai lain yang menangani tugas yang ditinggalkan menjadi overload.
Pegawai baru adalah orang berusia muda yang umumnya sama sekali belum berpengalaman. Mereka belum lama tamat kuliah, seorang fresh graduate. Sebagai "anak bawang", mereka belum mengetahui apa dan bagaimana bekerja di kantor.
Mereka perlu dukungan dan bimbingan dari atasan langsung, para senior, dan staf lainnya agar segera mampu menyesuaikan diri dan bisa bekerja secara efektif.
Lantas, jika Anda adalah atasan si anak bawang, apa yang akan Anda lakukan? Apakah Anda tidak mempedulikan kehadirannya? Apakah Anda merasa perlu menguji lagi kecakapan pegawai itu untuk menyatakan bahwa dia tidak layak? Atau, Anda memilih membimbingnya sehingga bisa bekerja dengan baik.
Sehubungan dengan hal itu, ada baiknya dipertimbangkan hal-hal berikut ini oleh siapa pun yang menjadi atasan atau pimpinan dari si anak bawang.
Semua yang disampaikan ini berdasarkan pengalaman penulis dan kiranya bisa dijadikan pertimbangan sehingga si anak bawang merasa diterima sebagai in group di tempat kerjanya.
Pertama, terimalah kehadirannya dengan ramah.