Menggugah Kegemaran Membaca
Yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana menggugah kegemaran membaca masyarakat.
Terkadang di desa masih ada pemikiran, tidak ada waktu lagi untuk membaca, karena waktu sudah habis untuk mencari nafkah.
Pandangan itu tidak salah apabila kegiatan membaca dilihat sebagai aktivitas membaca an sich! Akan tetapi, kalau dipandang dari urgensi pengetahuan dan informasi yang diperoleh dari buku-buku perpustakaan, tentu semua ini akan menambah wawasan masyarakat sebagai pembaca.
Tidak hanya wawasan atau pengetahuan bertambah, pembaca juga akan melihat peluang dan potensi yang tersedia di desanya. Hal itu diawali dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan berbagai keterampilan yang memungkinkan untuk dilakukan dan dikembangkan sesuai dengan potensi di sekitarnya.
Nah, kalau seperti itu cara berpikirnya dan menjadi kesadaran masyarakat desa, penulis yakin masyarakat tidak lagi akan memandang membaca sebagai aktivitas yang tidak penting atau membuang-buang waktu.
Mereka akan melihat perpustakaan sebagai lembaga atau wahana yang bisa memberdayakan hidup sepanjang mereka bersedia menyerap dan mempraktikkan apa yang mereka baca.
Lalu, siapa yang menggugah masyarakat agar gemar membaca? Siapa lagi kalau bukan aparat desa sendiri dan petugas perpustakaan yang dibantu oleh lembaga yang menangani urusan perpustakaan di daerah kabupatan/kota. Perpustakaan nasional pun bisa dimintakan bantuannya.
Tiada cara lain selain semua komponen terkait berkolaborasi demi kemajuan perpustakaan desa, sekaligus membangunkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca buku.
Masyarakat desa yang maju adalah masyarakat desa yang cerdas. Masyarakat desa yang cerdas adalah masyarakat yang gemar membaca.Â