Hari Selasa, 13 April 2021, adalah hari Penampahan Galungan. Saatnya umat Hindu mempersiapkan segala sesuatunya berkenaaan dengan hari raya suci ini. Pada hari Penampahan Galungan, kami membuat sarana dan prasarana terkait dengan upacara keagamaan.
Membuat Penjor Galungan
Apakah itu? Pertama, membuat penjor. Menjadi bagian dari tradisi dan budaya di Bali, masyarakat membuat penjor secara serempak di seluruh Bali. Bagi pembaca yang kebetulan sedang berada di Bali, tentu akan menyaksikan bagaimana semaraknya jalan-jalan yang dihiasi oleh penjor itu.
Di rumah, saya dan keluarga juga membuat penjor. Penjor itu apa? Mungkin sebagian dari pembaca sudah mengetahuinya. Penjor terbuat dari bambu yang melengkung di bagian atasnya, dengan panjang sekitar 7 meter.
Bambu itu dihias sedemikian rupa sehingga tampak menarik dan indah. Beberapa bahan yang disiapkan di samping bambu, di antaranya daun kelapa (busung, bahasa Bali), dedaunan tertentu (flower), kelapa, sampian penjor (hiasan di ujung penjor), dan beberapa lagi yang lainnya.
Semua bahan itu dirakit dan ditata sedemikian rupa pada bambu sehingga akan tampak elok. Saat dipasang berdiri, pada bagian bawah penjor ditempatkan sanggah  sebagai tempat sesajen (banten, Bahasa Bali).
Penjor yang sudah selesai ditempatkan di depan pagar rumah, tepatnya di pinggir jalan. Pembaca yang berkunjung ke Bali pada saat hari raya ini akan bisa melihat penjor itu berderet-deret di depan rumah penduduk yang mempercantik dan menyemarakkan suasana perayaan Galungan.
Dari pengalaman saya, diperlukan waktu minimal 6 jam untuk menyelesaikan penjor kalau dikerjakan sendiri. Dengan catatan, bahan-bahan yang diperlukan telah tersedia.
Karena kebetulan anak-anak sedang di rumah, merekalah yang membantu saya sehingga menyelesaikan pembuatan penjor dengan lebih cepat.