Di samping Nia, ada juga tokoh lain yang memberi warna dalam cerita buku ini, seperti Ida, Ara, Gilang, Fajar, Raga, dan lainnya.
Sang penulis, Putu Novia, adalah pencinta matematika yang tertarik dengan dunia sastra. Ia mengaku sudah sejak lama bercita-cita menulis novel. Novel yang tidak hanya dibaca oleh dirinya sendiri, bahkan juga dibaca oleh orang lain. Menurutnya, menulis adalah penyatuan jiwa dan rasa.
Novel Iridescent
Selanjutnya, novel yang kedua ditulis oleh siswa setempat juga. Namanya Kadek Danila Suri Saputri. Judul buku karangannya: Iridescent, diterbitkan Guepedia, lengkap juga dengan nomor ISBN-nya.
Seperti halnya buku yang ditulis oleh Putu Novia, buku ini pun judulnya terasa agak aneh sehingga membuat penasaran. Â
Sebagaimana dijelaskan di kulit belakang buku, Iridescent adalah pancaran cahaya yang semburan cahayanya bagaikan warna-warni pelangi. Iridescent juga dikenal sebagai dongeng cinta pengantar tidur bagi para bangsawan.
Namun, Iridescent yang satu ini adalah tentang "hati si nona senja pemilik warna paling terang." Demikian tertulis dalam kulit belakang buku ini.
Tokoh utamanya yang ditampilkan bernama Nadans, seorang gadis biasa yang menginginkan kebebasan dalam hidupnya. Di tengah kerasnya kekangan sang ayah, ia memiliki sosok yang selalu membuatnya bersemangat menjalani hari-hari. Sosok itu bernama Alan, pacar Nadans. Begitulah sekilas tentang kedua novel ini.
Saya belum membaca isi novel ini secara utuh. Â Hanya mendengar penjelasan kepala sekolah dan kepala perpustakaan setempat di samping melihat dan membacanya sepintas untuk sekadar mengetahui bagaimana kedua siswa hebat ini menuangkan imajinasinya ke dalam sebuah novel.Â
Pendapat saya, secara keseluruhan novel ini digarap dengan cukup baik. Ditulis  dengan cukup apik dan dengan editing yang bagus.