Saya perhatikan, satu buku sudah agak kumal. Beberapa bagiannya tampak bekas lipatan. Kulit depan dan belakang buku itu pun sudah tidak bagus lagi, sudah robek pinggirannya.
Saya menduga buku itu sudah sering dibaca oleh siswa setempat secara bergantian. Dan, itu berarti buku novel tersebut menarik.
Apalagi dari kepala perpustakaan setempat saya mengetahui bahwa para siswa setempat suka membaca novel dan buku-buku cerita lainnya daripada buku-buku lainnya.
Novel yang satunya lagi relatif masih baru. Covernya masih bagus, baik kulit depan maupun cover belakangnya. Kelihatannya buku ini belum lama diterbitkan. Belum ada bagian yang rusak, robek, atau terlipat.
Memenuhi rasa penasaran, saya memboyong kedua novel itu ke meja baca. Saya pilih tempat agak di sudut. Saya ingin sekali mengamati kulit dan sekilas isi buku tersebut.
Novel Dermographism
Pertama-tama saya amati novel karya siswa bernama Luh Putu Novia Sumayani. Judul bukunya: Dermographism. Buku ini diterbitkan pada tahun 2018 oleh Guepedia, lengkap dengan ISBN-nya.
Buku yang tampak mulai kumal karena sudah sangat sering dibaca ini, mulai ditulis oleh Putu Novia, saat ia masih berstatus sebagai siswa di sekolah setempat, sebagaimana dituturkan oleh kepala perpustakaan. Dan, novel ini selesai ditulis dan diterbitkan setelah ia tamat dari sekolah tersebut.
Membaca judul novel yang rada aneh ini, saya pun ingin tahu, apa yang dimaksudkannya.
Pada cover belakang buku dijelaskan bahwa judul novel ini diambil dari istilah ilmu kedokteran. Dermographism adalah istilah yang mengacu pada jenis alergi langka yang hanya diidap oleh 4 persen dari seluruh populasi manusia di bumi. Salah satu pengidapnya adalah Nia Elfinia, sebagaimana dikisahkan di dalam novel ini.
Sang tokoh, Nia Elfinia, dikisahkan menjalani hidupnya yang penuh warna dan kejutan yang dikemas dengan apik dari halaman ke halaman buku. Dan, seperti disebutkan, novel ini diangkat dari kisah nyata.