Saya punya seorang teman yang seringkali mengeluh. Mengeluhkan nasibnya yang "malang", mengeluhkan orang lain tidak peduli padanya, mengeluhkan orang lain yang selalu dirasa menjegalnya sehingga membuatnya gagal mencapai kemajuan. Tidak ada sedikit pun optimisme dalam dirinya.
Semua orang ditempatkan pada tempat yang salah, dan dialah yang merasa benar dan merasa menjadi korban.
Apakah Anda juga memiliki sahabat atau kenalan yang kurang-lebih seperti itu kebiasaannya? Kebiasaan yang selalu mengeluh nyaris sepanjang waktu?
Lalu, apa yang Anda lihat dari kondisi hidupnya? Apakah dia semakin sejahtera dan bahagia, atau sebaliknya nasibnya semakin terpuruk dan memburuk?
Mengeluh, kalau sudah dilakukan secara terus-menerus akan menjadi kebiasaan. Seorang pengeluh tidak menyadari bahwa apa yang dikeluhkan itu berpengaruh besar terhadap kehidupan dan masa depannya.
Jika pikiran terdiri dari seabreg keluhan, hati ditimbun rasa kecewa dan sakit hati, lalu apa yang bisa diharapkan? Yang ada hanyalah ketiadaan harapan dan semuanya menjadi serba suram.
Mari kita coba telaah apa akibat dari kebiasaan mengeluh itu. Setelah itu, baru kita sandingkan dengan sisi lain yang berbeda seratus persen, kebiasaan bersyukur.
Kebiasaan Mengeluh
Kebiasaan mengeluh yang terus-menerus bisa menghasilkan hal-hal berikut ini.
Pertama, lebih banyak melihat hal yang kurang pada setiap hal atau pada setiap orang. Hanya terfokus melihat sisi negatif pada setiap kondisi atau peristiwa. Pandangan menjadi sempit.
Kedua, takut melakukan segala sesuatu demi kemajuan, gara-gara khawatir akan terjadi sesuatu yang buruk terhadap dirinya. Yang bersangkutan takut mengalami kegagalan mengingat yang ia lihat di depan mata hanyalah hambatan demi hambatan, kesulitan demi kesulitan.
Ketiga, melihat hidup ini serba suram. Tidak ada secercah sinar pun yang akan membantunya menapaki jalan ke depan. Semuanya suram, bahkan gelap. Tidak ada seorang pun yang dipandangnya akan benar-benar bersedia membantu.
Banyak orang terlihat menjadi lawan yang siap menertawakannya jika jatuh, bukan menjadi teman yang siap membantu dalam meraih kemajuan.
Kebiasaan Bersyukur
Alih-alih mengeluh terus-menerus dengan efeknya yang merusak, lebih baik banyak bersyukur. Ya, bersyukur tentang segala hal yang sudah dimiliki, yang sudah dialami.
Berikut ini disampaikan dampak positif dari kebiasaan bersyukur.
Pertama, mampu merasakan kemahakuasaan Tuhan. Orang yang rajin bersyukur akan merasakan  banyaknya karunia Tuhan yang pantas disyukuri. Ia pun percaya bahwa Tuhan akan memberikan jalan yang terbaik. Ia juga yakin bahwa Tuhan akan selalu menuntunnya menuju lebih baik.
Bisa bangun pagi dalam keadaan sehat, bisa menikmati sarapan pagi yang sederhana, bisa mengerjakan tugas keseharian dengan baik, dan tiba di rumah dengan selamat. Semua itu terasa dan terlihat nyata sebagai rakhmat Tuhan yang patut disyukuri.
Kedua, tidak membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Membanding-bandingkan diri dengan orang lain yang lebih berpunya, misalnya, sama saja dengan mengundang rasa ketidakpuasan. Bila berkembang lebih intens, bisa menjadi orang akan merasa bahwa hidup ini benar-benar tidak adil terhadapnya.
Ketiga, bersyukur akan mengundang rasa syukur yang semakin banyak. Jika hari ini kita mampu melihat dan merasakan ada 7 hal yang bisa disyukuri dalam sehari, jika sering melakukannya, akan semakin banyak hal yang akan bisa disyukuri.
Hal-hal yang tadinya luput dari amatan, akhirnya terkuak dan terlihat dengan jelas bahwa ternyata banyak hal lagi yang bisa kita syukuri. Tidak lagi 7 hal yang kita syukuri, mungkin akan menjadi sepuluh atau lebih.
Jumlah ini akan bertambah bersamaan dengan kepekaan kita terhadap melimpahnya karunia Tuhan kepada kita. Rasa syukur dan rasa berkelimpahan yang kita rasakan, menyirami dan menyejukkan hati nurani kita. Ini hal yang sangat positif untuk mengantarkan kita kepada hal-hal atau keadaan yang lebih baik.
Lihatlah Hasilnya
Semakin sering kita mengeluh semakin banyak hal yang bisa dijadikan bahan keluhan. Mata batin kita akan kian tertutup oleh serentetan keluhan itu. Kita akan merasa terpuruk dan memburuk.
Sebaliknya, semakin banyak kita bersyukur, semakin tampak jelas dan terang-benderang karunia Tuhan. Karunia yang melimpah tersedia untuk kita syukuri dan syukuri lagi.
Maka, yang biasa mengeluh, mari berhenti mengeluh. Tetaplah berusaha dengan sebaik-baiknya dan perbanyak bersyukur dari hati yang tulus.
Kebiasaan bersyukur akan membawa kita hidup dalam berkelimpahan dan penuh rakhmat, lahir dan batin. Belum yakin? Lakukan saja, dan lihatlah hasilnya.
(Â I Ketut Suweca, 18 Maret 2021).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H