Keempat, memberikan kritik atau saran terhadap isi buku. Tidak ada yang sempurna di muka bumi ini, demikian kata orang bijak. Begitu juga pengarang dan karyanya.
Setiap karya tulis pasti ada kekurangannya, sedikit atau banyak. Mungkin isinya sudah bagus tapi proses editingnya kurang baik. Mungkin isinya sangat diperlukan pembaca, tetapi penulisannya yang bertele-tele.
Mungkin pula peresensi melihat sebuah buku kurang komprehensif dalam penyajiaannya. Ada bagian-bagian yang kurang mendapatkan penjelasan, padahal sangat diperlukan untuk menjadikan buku sebagai karya tulis yang utuh.
Begitulah, peresensi bisa memberikan saran atau kritik secara santun dan terukur kepada penulis buku sekaligus menginsformasikan hal tersebut kepada pembaca dan penerbit melalui resensi yang disusunnya.
Dengan begitu, penulis buku akan terbantu untuk melakukan upaya penyempurnaan pada penerbitan edisi berikutnya. Demikian pula dengan pembaca, akan mendapatkan gambaran yang lengkap tentang keunggulan dan kekurangan sebuah buku.
Membantu Tumbuhnya Minat Baca
Kelima, mendorong tumbuhnya minat baca. Sebetulnya banyak aspek yang berkontribusi bagi tumbuhnya minat atau kegemaran membaca masyarakat.
Beberapa di antaranya adalah harga buku, perwajahan buku, informasi buku, kemudahan mengakses buku, daya beli masyarakat, kegemaran membaca, dan lainnya.
Membuat resensi merupakan salah satu upaya untuk menginformasikan atau memperkenalkan buku kepada masyarakat luas. Seperti apa ikhwal sebuah buku, digambarkan dengan jelas di dalam resensi buku.
Melalui resensi yang memberikan informasi tentang buku, masyarakat diharapkan memiliki referensi bahwa telah hadir sebuah buku dengan judul, identitas, dan penjelasan isi secukupnya. Selanjutnya, terserah kepada masyarakat, apakah akan terdorong untuk membaca buku itu lebih lanjut atau tidak.
Gagasan luhur menjadikan masyarakat Indonesia gemar membaca harus diperjuangkan dari semua lini.Â