Untuk membuat resensi, peresensi mesti membaca buku itu secara cermat dan kritis. Tidak cukup hanya dengan membaca sepintas. Tidak cukup hanya sekali, bahkan dua kali atau lebih. Penulis resensi baru bisa membuat resensi apabila ia benar-benar memahami isi buku dimaksud.
Mignon McLaughlin menulis, "A critic can only review the book he has read, ..." Seorang peresensi baru akan bisa menulis resensi dan mengkritik sebuah buku apabila ia sudah membaca buku tersebut.
Membuat Pembaca Tertarik
Ketiga, sudah disampaikan seperti di atas bahwa resensi buku pada pokoknya berisi tentang isi ringkas buku yang dibahas sekaligus memperkenalkan serba sedikit bagian-bagiannya yang dipandang perlu diketahui pembaca.
Apa maksud melakukan semua itu? Tiada lain adalah agar pembaca merasa tertarik terhadap buku tersebut. Pembaca yang merasa tertarik boleh jadi akan tergerak hatinya untuk berburu buku itu. Entah dengan membeli atau meminjam di perpustakaan atau dari teman.
Tergantung pada peresensi, apakah ia mampu membuat pembaca tertarik dan tergerak membaca lebih lanjut atau tidak.Â
Peresensi dalam konteks ini mesti piawai membuat tulisan resensi yang memikat hati pembaca.
Kemampuan memikat hati pembaca juga berkaitan erat dengan keunggulan atau keistimewaan isi buku dimaksud, tidak melulu pada kepiawaian penulis.
Adakah sesuatu yang menarik dan baru (novelty) yang terdapat di dalam buku tersebut? Adakah sesuatu yang berharga yang diperoleh pembaca setelah mereka membaca buku itu? Inilah hal yang bisa menggerakkan pembaca menikmati buku itu.
Penulis resensi haruslah jujur dalam menulis. Jangan sampai buku yang sebenarnya kurang berkualitas dikatakan sebagai buku yang sangat bernas. Buku yang sebenarnya tidak laris ditulis sangat laris (best seller). Kejujuran dalam penulisan resensi harus dimiliki.
Menyampaikan Saran Perbaikan