Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Si Burik, Datang, Makan, dan Pergi (untuk Kembali Lagi)!

28 Februari 2021   17:06 Diperbarui: 28 Februari 2021   17:28 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dekat pantai itu ada warung nasi. Mungkin saja binatang kecil ini mendapatkan sisa makanan dari warung itu. Atau, kalau ada pengunjung yang menggelar acara makan di pantai, boleh jadi binatang kecil ini akan mendapatkan bagian.

Bersyukur atas Karunia Tuhan

Saya sungguh bersyukur kepada Tuhan bisa menikmati indahnya pantai dan alam sekitarnya: pasir, ombak, perahu, bentangan sawah, nelayan, matahari, udara sejuk, dan banyak lagi yang lainnya. Anugerah Tuhan memang tiada tara.

Saya sempat merebahkan badan di balai-balai kecil milik warung setempat yang kebetulan masih tutup. Merasakan nyamannya tiduran meluruskan badan di situ dan hembusan angin yang lembut, bibir saya saya lalu berucap syukur kepada Tuhan atas semua karuniaNya. Terima kasih ya Tuhan, terima kasih atas semua karuniaMu.

Sekitar satu jam lamanya kami berada di pantai. Kami pun memutuskan untuk kembali pulang. Mampir sejenak di pasar terdekat untuk membeli keperluan dapur. Tidak lupa membeli buah secukupnya, pepaya dan buah naga. Kedua buah itu favorit saya.

Nama Kucing Itu Si Burik

Di pantai bertemu kucing, di rumah pun kami bertemu dengan makhluk yang sama. Ada seekor kucing yang rajin singgah ke rumah. Saya sebut singgah, karena ia datang sebentar, lalu pergi. Biasanya si kucing yang saya panggil dengan nama si Burik itu akan datang saat petang, menjelang malam.

Setiap petang, saya temukan ia rebahan di teras. Selalu begitu. Ketika kami sibuk membersihkan rumah lanjut mandi dan mengerjakan pekerjaan lain, ia pun datang. Tiba-tiba sudah ada di teras, tidur-tiduran di dekat pintu masuk.

Saya berikan nama si Burik agar mirip dengan warna bulunya yang bintik-bintik kombinasi coklat, abu-abu, dan hitam. Mungkin kurang cocok, ya, tetapi yang penting ia punya nama sehingga kami mudah memanggilnya.

Setiap kali ia datang, kami selalu memberinya makan. Ia emoh makan nasi putih saja, mesti dikombinasi dengan gorengan ikan laut atau pindang kesukaannya. Dengan begitu ia akan makan dengan lahap.

Selama belum diberi makan, ia akan dengan sabar menunggu dan rebahan santai di teras. Matanya yang terang sesekali menoleh kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun