Diary, aku datang lagi untukmu. Aku ingin ngobrol lagi. Ada waktukah?
Baiklah, kita akan berbincang-bincang serba sedikit tentang penulisan surat resmi. Menurutmu mungkin hal ini tidak penting, toh menulis surat sudah menjadi kebiasaan.
Memangnya ada hal yang baru? Memangnya ada yang salah selama ini? Mungkin begitu kamu bertanya.
Ketahuilah, selama ini aku sudah banyak keliru dalam penulisan surat. Kekeliruan yang sungguh tidak kusadari.
Kekeliruan yang manakah itu? Mari kujelaskan lebih detail berikut ini.
Panduan pemakaian bahasa Indonesia untuk penulisan surat resmi (dinas) sempat aku pelajari beberapa waktu yang lalu membuatku ngeh dengan kesalahanku ini.
Dari pembacaan buku yang ditulis ahli bahasa Indonesia, Prof. Zaenal Arifin, yang pernah kukabarkan pada artikel sebelumnya, aku menemukan beberapa kesalahan yang selama ini aku lakukan dalam penulisan surat resmi.
Aku mengira, bahkan yakin sekali, apa yang saya kutulis sudah sesuai dengan kaidah penulisan yang berlaku. Akan tetapi, kenyataannya masih salah!
Inilah 4 jenis kesalahan yang masih aku lakukan hingga kemarin.
Pertama, penulisan kata kepada. Apakah engkau terbiasa menulis tujuan surat dengan kata kepada...? Jika begitu, berarti kita sama-sama salah, he he he. Aku pun hingga kemarin, jika menulis surat selalu berisi kata yang satu ini.