Mengkliping Tulisan Sendiri
Tidak hanya tulisan atau opini orang lain yang saya kumpulkan. Upaya pengklipingan itu pun saya lakukan terhadap tulisan sendiri. Artikel saya yang dimuat di koran, saya kliping.
Perlakukaannya sama saja dengan kliping koran dari para penulis lain. Hanya, saya kumpulkan secara terpisah. Kliping dari penulis lain saya masukkan ke dalam ordner yang berbeda dengan kliping tulisan sendiri.
Jadi, ada dua kumpulan kliping yang berbeda. Yang satu kliping para penulis luar, sedangkan satunya lagi khusus untuk tulisan saya sendiri.
Di dalam kliping sendiri itulah terhimpun artikel-artikel saya dari waktu ke waktu. Tidak hanya artikel opini, bahkan berita yang pernah saya tulis dan hasil wawancara dengan tokoh atau figur penting yang dimuat di koran atau tabloid, tersimpan menjadi kliping.
Sulit Menemukan Korannya
Ada satu hal yang menjadi kendala ketika hendak mencari koran yang memuat tulisan sendiri untuk dikliping. Seperti apa? Saya tidak selalu berlangganan koran tempat saya mengirimkan naskah. Jadi, agak susah bagi saya untuk memonitor apakah tulisan yang saya kirim sudah dimuat atau belum dan kapan pula dimuatnya?
Akibatnya, kemungkinan masih ada tulisan saya yang sudah dimuat tetapi tidak terkliping karena saya tidak menemukan koran yang memuatnya. Terkadang, saya harus menghampiri penjual koran di pinggir jalan sekadar untuk mengetahui apakah artikel saya dimuat atau belum. Hanya, ini sungguh merepotkan.
Syukurnya, ada seorang sahabat sesama penulis yang acapkali mengabarkan. Ia berlangganan koran tempat saya biasanya menulis. Dia-lah yang memberitahu saya kalau naskah saya dimuat. Ia akan segera berkabar kalau artikel saya dimuat. Saya pun akan meluncur ke penjual koran untuk membeli koran yang memuat tulisan saya itu.
Korannya Habis?
Bagaimana kalau koran yang saya cari sudah habis terjual? Bagaimana kalau sudah lewat waktu, sudah kemarin, misalnya. Di sinilah kesulitannya menemukan koran dimaksud karena saya tidak berlangganan.