Seperti itulah yang terjadi pada umumnya pada media cetak. Sepanjang pengetahuan saya, hanya Kompas cetak yang membalas kiriman artikel penulis.Â
Balasan via email dari redaksi Kompas pada intinya menyampaikan bahwa artikel yang  saya kirim sudah diterima, tetapi karena alasan tertentu, tidak bisa dimuat.
Di akhir email disertai dengan harapan agar penulis masih bersedia mengirim artikel berikutnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Menyenangkan sekali menerima respons positif Kompas seperti ini. Kendati artikel yang kita kirim tidak dimuat, namun balasan yang diberikan sungguh menyenangkan dan menguatkan.
Berbeda halnya dengan media lain yang pernah saya kirimi artikel. Biasanya  tidak ada balasan. Mungkin lantaran memberikan respons itu dipandang tidak penting atau tidak perlu. Entahlah. Itu sepenuhnya kebijakan redaksi media dimaksud.
Kirim via E-mail
Lalu, bagaimana cara mengirim tulisan ke redaksi koran? Bagi sahabat yang sudah terbiasa mengirim karya tulis ke koran tentu tidak ada masalah. Akan tetapi, bagi yang belum pernah mengirim naskah, mungkin perlu diketahui cara pengirimannya.
Kalau dulu -- dulu sekali he he he, saya mengirim artikel berupa hasil ketikan mesin ketik ke redaksi, belakangan mengirim tulisan dengan cara yang jauh lebih praktis dan cepat. Cukup melalui email saja.
Temukan alamat email koran atau tabloid yang bersangkutan. Bisa di-cek di medianya. Dan, kirim artikel ke alamat itu. Yakin, pasti sampai. Asal, redaksinya membuka emailnya.Â
Lengkapi dengan Surat Pengantar
Jangan lupa diisi surat pengantar di halaman depan sebelum halaman naskah. Di dalam surat pengantar inilah disebutkan judul naskah yang dikirim dan apa maksud pengiriman naskah itu. Tentu dengan bahasa yang santun dan menarik.