Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Buruk, Menulis Baik

12 Februari 2021   10:35 Diperbarui: 13 Februari 2021   04:36 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menjadi penulis (Sumber: yoexplore.co.id)

Belajar dari Penulis Sukses

Kedua, belajar dari mentor. Ya, penulis pemula atau calon penulis tidak boleh menghentikan proses belajar. Belajar buka hanya berarti membaca buku, melainkan juga belajar dari arti luas. Belajar dari semua hal yang bisa dijadikan referensi dan pengayaan batin.

Belajar juga dari para penulis-penulis sukses sebelumnya. Kita bisa mengetahui pemikiran mereka dari buku-buku yang disusun. Banyak penulis yang sudah berpengalaman yang menuliskan pengalamannya sebagai seorang penulis. Nah, kita bisa belajar dari situ.

Kita juga bisa temukan mentor yang bersedia menjadi pembimbing kita untuk memperbaiki kemampuan di bidang yang satu ini. Pasti akan ada saja mentor yang bisa menjadi tempat belajar. Temukanlah dia. Ingatlah, mentor akan muncul jika sang murid sudah siap untuk belajar.

Menjadi Pengamat yang Baik

Ketiga, menjadi pengamat yang baik. Tidak seperti sebelumnya yang mungkin kita hanya melihat berbagai peristiwa hanya sambil lalu. Sekadar lewat. Kita melihat sekilas tanpa atensi. Nah, dengan menjadi penulis, kita dituntut untuk lebih fokus dan rajin mengamati hal-hal yang menarik perhatian kita.

Amati suatu peristiwa, orang, atau keadaan, dengan mengajukan sejumlah pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu akan membantu kita menjadi pengamat yang lebih baik, lebih intens. Dengan pertanyaan itu kita akan mendapatkan banyak informasi atau data dari peristiwa, orang, atau keadaan yang sedang kita amati.

Caranya? Antara lain dengan menerapkan prinsip yang terkenal di dunia jurnalistik: 5W plus 1H. Tanyakan dan amati apa peristiwanya, siapa yang terlibat, mengapa peristiwa itu terjadi, di mana kejadiannya, kapan peristiwanya, dan bagaimana kejadian itu berlangsung.

Ramuan 5W dan 1H itu sungguh sangat membantu. Itulah sebabnya para wartawan menggunakannya sebagai panduan dalam penulisan berita. Namun, bagi penulis artikel pada umumnya, fokusnya sering pada apa, mengapa, dan bagaimana-nya saja.

Kemampuan Bahasa Tulis

Keempat, perdalam penggunaan bahasa tulis. Kita tidak bisa menulis dengan baik hanya dengan mengandalkan praktik. Kita perlu belajar penggunaan bahasa tulis yang baik dan benar, dalam hal ini bahasa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun