Menghadapi kritik, kita cenderung marah, panas hati, bahkan mendidih! Kita tidak terima kritik yang melukai harga diri kita sebagai individu.
Tetapi, sebentar dulu. Sebelum mengekspresikan sikap seperti itu, sebaiknya kita tarik nafas yang dalam minimal 3 kali. Tarik melalui hidung dan hembuskan dari mulut. Tarik dan hembuskan, demikian seterusnya sebanyak tiga kali.
Pengaturan nafas ini akan membuat kita sedikit lebih tenang, lebih stabil, sekaligus bisa meredam rasa marah yang sempat mencuat begitu membaca atau mendengar sebuah kritik. Dibutuhkan waktu beberapa saat untuk menenangkan diri sebelum menanggapi sebuah kritik.
Kedua, analisis kritik tersebut secara cermat dan rasional. Hindari prasangka buruk terhadap kritik. Cobalah cermati kritik tersebut dengan sebaik-baiknya. Tanyakan kepada diri sendiri, apakah kritik tersebut mengada-ada atau dibuat-buat oleh si pengkritik? Jika demikian, abaikan saja. Tetapi, kalau sudah menyangkut pencemaran nama baik karena disampaikan di media sosial, misalnya, bisa saja dilaporkan kepada yang berwajib. Up to you!
Yang paling mudah dilakukan adalah mengabaikan kritik yang tanpa dasar itu serta mengurangi bergaul atau berkomunikasi dengan orang semacam itu.
Ketiga, perhatikan pula adakah kebenaran yang dikemukakan oleh si pengkritik? Jika ada yang benar, kita harus mensyukurinya karena itu artinya kita diingatkan dan yang bersangkutan peduli.
Jika memungkinkan, usahakan menyampaikan ucapan terima kasih kepada si pengkritik tersebut. Jangan segan-segan melakukannya.
Dalam melihat isi kritik, yang paling penting adalah menemukan kebenarannya. Apakah yang kita lakukan salah atau benar? Kejujuran terhadap diri sendiri sebagai penerima kritik sangatlah penting untuk pengakuan dan demi kebaikan ke depan. Jangan pernah takut mengakui kesalahan, kendati itu pahit.
Keempat, ambil hikmah dari kritik yang masuk demi keadaan yang lebih baik. Kitalah, secara individual, yang paling mengetahui diri sendiri, dan kita sendiri pula yang bisa memperbaiki dengan kesadaran sendiri.
Jadikan kritik sebagai tumpuan untuk perubahan diri, bukan sebagai dalih untuk membalas mengkritik secara membabi-buta.
 Menghadapi Pujian