Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Antara Teori dan Praktik Menulis, Mana Lebih Dulu?

28 Januari 2021   08:58 Diperbarui: 28 Januari 2021   09:23 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar teori menulis juga perlu (Sumber gambar: pixabay.com)

Menulis dengan modal nekat bukanlah berarti menulis dan mengirim naskah begitu saja tanpa dipikirkan secara matang dan dikerjakan dengan baik. Bukan berarti membuat dan mengirim naskah secara membabi-buta, tanpa reserve.

Sebelum naskah dikirim, tentu harus dipastikan terlebih dulu beberapa bagiannya, seperti isi naskah, pengetikan, surat pengantar,serta kelengkapannya. Kelengkapan berupa identitas penulis perlu dicantumkan, termasuk alamat, pekerjaan, nomor handphone, nomor NPWP, dan no rekening. Kerapian dan kelengkapan adalah penilaian pertama atas kecermatan dan kesungguhan kita sebagai penulis.

Menulis modal nekat itu apakah mengedepankan keberanian melulu? Tidak juga! Tetap diperlukan persiapan dan penguasaan teori menulis dan praktik menulis. Kata pepatah, praktik tanpa teori adalah buta, teori tanpa praktik adalah lumpuh.

Jadi, sesungguhnya kedua-duanya penting dilakukan. Tetapi, yang mana duluan? Jawaban saya:  bersamaan. Keduanya dilakukan bersamaan. Belajar teori sekaligus  praktik menulis.

Berikut sekadar ilustrasi. Bayangkan Anda tidak menguasai teori menulis, lalu Anda nekat menulis. Kira-kira seperti apa jadinya tulisan Anda? Kacau-balau alias amburadul, mungkin. Sulit dimengerti oleh pembaca, pastinya. Pembaca bisa tersenyum kecut membaca tulisan Anda. Itulah risiko kalau menulis tanpa dibekali teori.

Sebaliknya, apabila Anda belajar teori saja tanpa disertai praktik menulis, mungkin Anda akan terserang ketakutan bahkan sebelum menulis. Mengapa? Karena ketika Anda membaca teori,  ternyata teori menulis alias mengarang  itu demikian banyak dan kompleks.

Nah, melihat kompleksitas teori menulis, bukannya membuat Anda semakin berani menulis, malah semakin ciut, Anda semakin takut menulis. Jangan-jangan ditertawai, jangan-jangan ditolak redaksi, jangan-jangan banyak kesalahan, mungkin itu yang terpikir. Akhirnya, Anda pun batal menulis.

Belajar teori menulis juga perlu (Sumber gambar: pixabay.com)
Belajar teori menulis juga perlu (Sumber gambar: pixabay.com)

Lalu, bagaimana sebaiknya? Bekali diri dengan teori menulis kendati tidak banyak atau belum lengkap. Ada bekal sedikit saja sudah cukup sebagai awal, lanjut menulis dan menulislah. Lalu, kombinasikan belajar teori dan praktik menulis sekaligus untuk mencapai kemajuan secara bertahap.

Para penulis yang sudah berpengalaman menganjurkan kepada semua pendatang baru dalam dunia tulis-menulis untuk melakukan keduanya: belajar teori menulis dan menjalani praktik menulis!

Saran Penulis Berpengalaman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun