Dear tahun 2021,
Aku sejatinya merasa aneh saja menulis  ini untukmu. Karena kutahu, engkau tak bisa membaca seperti juga engkau tak bisa menulis.
Kalau kedua-duanya tidak engkau kuasai, bagaimana engkau akan membaca dan memahami isi catatanku ini?
Tapi, entahlah, aku tetap saja menuliskan ini untukmu. Barangkali akan ada orang yang berbaik hati membacakan tulisan kecil ini untukmu.
Atau, jika tak mau repot-repot, "baca" saja catatanku ini dengan hati nuranimu, maka engkau akan paham dengan mudah.
Dengan apa atau bagaimana pun caramu membaca tulisanku ini, yang penting aku sudah menuliskannya untukmu. Itu saja sudah lebih dari cukup.
Ijinkan kuandaikan engkau seorang gadis cantik, belia, nan memesona. Dan, maaf, kuandaikan diriku seorang pria muda yang sedang jatuh cinta kepadamu.
Engkau pun fall in love padaku. Dan, kita sepakat melangkah bersama-sama, mengisi hari-hari ke depan.
Karena, aku pada dasarnya seorang pria pemalu (tapi mau), maka akan kulontarkan isi hatiku semampuku kendati mungkin saja bibirku tercekat sesekali.
Engkau sudah siap, dear 2021?
Pertama-tama kuingin bilang bahwa aku sedikit pesimis saat kita memasuki dan mengisi hari-hari bersama nanti. Aku mengatakan pesimis, karena tahun kemarin aku tak mencapai apa pun yang spesial.
Semuanya berjalan seperti biasa saja. Semuanya terasa datar dan lurus, tanpa tanjakan, dan tanpa turunan, juga tanpa tikungan. Hasilnya, hanya ada satu-dua prestasi kecil.
Baiklah, kukatakan sejujurnya kepadamu, sebagian dari hal yang kualami bukan semata-mata karena penyebab dari luar diriku, apalagi berdalih karena pandemi. Sama sekali bukan!
Itu sepenuhnya karena diriku sendiri. Pencapaian atau kegagalan yang kualami lebih karena diriku sendiri.
Akan tetapi, baiklah, aku akan memperlakukanmu, dear 2021, tidak dengan sikap pesimistis. Kurasa sikap itu  pantas.
Bersamamu, aku akan berusaha membangun optimisme dan tetap tegar menghadapi semua tantangan dan menangkap peluang  yang datang dalam perjalanan bersamamu.
Kutahu hidup ini sama sekali jauh dari mudah. Diperlukan perjuangan yang sungguh-sungguh dan berkelanjutan jika ingin berprestasi di bidang apa pun itu. Aku sadari benar hal itu.
Aku yakin engkau akan memberikan dukungan total untukku, untuk setahun lamanya. Kendati ada kesulitan di sana-sini, kuyakin engkau masih akan sudi menunjukkan titik terang yang membangkitkan semangatku untuk meneruskan langkah dan mewujudkan harapan.
Soal rencana, target capaian? Ada beberapa yang sudah kutulis di buku harian secara lengkap, rapi, dan detail. Itulah yang akan menjadi panduanku.
Salah satunya yang tercatat di situ adalah target menulis. Bukan target jumlah, melainkan konsistensi. Ya, benar, aku ingin menulis secara konsisten di sini, di kompasiana, salah satunya.
Sepanjang perjalanan ini, kurasakan bahwa bersikap konsisten dalam menulis bukanlah perkara mudah. Menulis dan menulis secara berkesinambungan bukanlah hal gampang.
Sesekali aku absen menulis, ya, aku tak selalu bisa menulis setiap hari. Ada sejumlah kegiatan yang meminta dan menyita perhatianku. Untungnya, aku selalu ingat untuk kembali menulis.
Lalu, apa yang sudah kutulis selama ini dan apa yang akan kutulis nanti bersamamu, dear 2021?
Sampai dengan akhir tahun 2020, aku baru bisa menulis 742 artikel, termasuk tulisan ini. Berharap jumlah artikel itu akan bertambah secara akumulatif bersamaan dengan bergulirnya waktu.
Lalu, apa yang akan kutulis lagi? Ya, biarlah kutulis apa saja semauku, sekehendakku. Menulis tentang menulis. Menulis tentang budaya. Menulis tentang motivasi, gaya hidup, atau tentang apa saja.
Menulis tentang politik atau teknologi? Mungkin tidak. Kalau pun ada, tentu tidak banyak. Maklum, itu bukan ranahku.
Biarlah artikel-artikel yang kutulis bisa kubagikan kepada para pembaca kompasiana yang sudi membacanya kendati hanya berisi pengalaman dan pemikiran-pemikiran sederhana.
Harapanku, dengan tetap menulis, pikiranku teraktifkan dan kegiatan berbagi -- kendati secuil, bisa kulakukan terus dan terus.
Lalu bagaimana dengan buku? Akankah aku mengisi tahunmu dengan menulis buku? Ya, aku berencana begitu, satu buku lagi di tahun 2021.Â
Tahun 2020, aku hanya bisa menghasilkan satu judul buku dari dua judul yang kuharapkan. Berharap tahun 2021 aku bisa menulis satu buku lagi.
Di atas semua itu, kuberharap kita tetap sehat-walafiat dan memiliki hati yang damai. Demikian juga halnya dengan semua sahabat kompasianer dan pengelola kompasiana.
Itu saja.
Selamat datang dear 2021, hadirlah dengan membawa harapan baru.
( I Ketut Suweca, 31 Desember 2020).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H