Kalau sudah demikian, mertua saya hanya tersenyum-senyum, senang melihat masakannya kami sukai.
Terapi Reiki Tummo
Untuk merawat kesehatan, di samping olahraga secara fisik, saya pun meng-healing beliau setiap pukul 19.00 dengan terapi Reiki Tummo selama 30 menit.
Kebetulan saya pernah belajar terapi ini sebelumnya, sebuah terapi untuk membersihkan tubuh nonfisik sekaligus meningkatkan kesehatan secara menyeluruh.
Beliau saya minta duduk di sebuah kursi, lalu mulailah saya menyalurkan energi Ilahi untuknya melalui kedua telapak tangan yang terbuka.
Sebagai praktisi Reiki, tugas saya hanya menyalurkan energi semesta, tak lebih dari sebatang pipa paralon yang menghubungkan energi Ilahi ke pasien dengan afirmasi tertentu.
Begitulah yang terus saya lakukan beberapa kali. Pernah karena kesibukan, saya nyaris lupa menterapinya. Eh, rupanya beliau tak pernah lupa, dan meminta saya untuk menterapinya. Niat beliau untuk segera bisa sehat demikian besar.
Membuatnya Tersenyum
Kami semua di rumah selalu berusaha membuat candaan untuk menghiburnya, untuk membuatnya senang dan tersenyum. Ada-ada saja banyolan dari anak, mantu, dan cucunya.
Lama setelah beliau tak lagi di rumah dan kembali tinggal di rumah kecil itu, saya mendapat kabar dari pendampingnya yang setia bahwa ibu tidak bisa bangun dari tempat tidur.
Mendengar kabar itu, kami menyampaikan kondisi tersebut kepada semua anak-anaknya. Kami pun bergegas membawanya ke rumah sakit. Tetapi, rupanya Tuhan sudah lebih dulu memanggilnya. Ibu sudah berpulang.