Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Luh Hartini, Seorang Ibu dengan Limpahan Kasih Sayang

23 Desember 2020   05:16 Diperbarui: 23 Desember 2020   07:00 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto nenek dan cucunya (Sumber i.pinimg.com)

Kalau sudah demikian, mertua saya hanya tersenyum-senyum, senang melihat masakannya kami sukai.

Terapi Reiki Tummo

Untuk merawat kesehatan, di samping olahraga secara fisik, saya pun meng-healing beliau setiap pukul 19.00 dengan terapi Reiki Tummo selama 30 menit.

Kebetulan saya pernah belajar terapi ini sebelumnya, sebuah terapi untuk membersihkan tubuh nonfisik sekaligus meningkatkan kesehatan secara menyeluruh.

Beliau saya minta duduk di sebuah kursi, lalu mulailah saya menyalurkan energi Ilahi untuknya melalui kedua telapak tangan yang terbuka.

Sebagai praktisi Reiki, tugas saya hanya menyalurkan energi semesta, tak lebih dari sebatang pipa paralon yang menghubungkan energi Ilahi ke pasien dengan afirmasi tertentu.

Begitulah yang terus saya lakukan beberapa kali. Pernah karena kesibukan, saya nyaris lupa menterapinya. Eh, rupanya beliau tak pernah lupa, dan meminta saya untuk menterapinya. Niat beliau untuk segera bisa sehat demikian besar.

Membuatnya Tersenyum

Kami semua di rumah selalu berusaha membuat candaan untuk menghiburnya, untuk membuatnya senang dan tersenyum. Ada-ada saja banyolan dari anak, mantu, dan cucunya.

Lama setelah beliau tak lagi di rumah dan kembali tinggal di rumah kecil itu, saya mendapat kabar dari pendampingnya yang setia bahwa ibu tidak bisa bangun dari tempat tidur.

Mendengar kabar itu, kami menyampaikan kondisi tersebut kepada semua anak-anaknya. Kami pun bergegas membawanya ke rumah sakit. Tetapi, rupanya Tuhan sudah lebih dulu memanggilnya. Ibu sudah berpulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun