Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Atasi Kecenderungan Menjadi "Tsundoku" dengan Menulis Resensi Buku

12 Desember 2020   07:55 Diperbarui: 12 Desember 2020   18:31 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi buku yang belum dibaca (dok.pribadi)

Satu lagi, Beresin Dulu Hidupmu! karya Gary John Bishop, sebuah buku bagus dan laris manis. Bahkan, menjadi New York Times Bestseller. Saya belum juga membaca buku ini padahal saya beli dua minggu yang lalu.

Saya hanya sempat membacanya sepintas pada bab pertama, juga di bagian kulit luar belakang. Ternyata buku ini sangat menarik untuk dibaca. Tetapi, tetap saja saya belum mulai membacanya dengan sungguh-sungguh dari awal hingga akhir.

Nah, saya lalu bertanya kepada diri sendiri, apakah saya sedang terpapar virus tsundoku? Minat baca melorot, tapi kebiasaan membeli buku tak bisa di-rem?

Punya Solusi

Masih beruntung saya mempunyai sedikit solusi tersendiri untuk mengatasi problem ini walau tidak bisa secara tuntas mengatasinya dengan cara ini. Setidaknya ada alternatif jalan keluar ketika saya diterpa oleh kemalasan membaca. Apakah itu?

Sudah sejak lama saya menyenangi menulis resensi buku atau bedah buku. Buku-buku yang saya beli dan baca, saya buatkan resensinya. Meresensi buku, bagi saya, sangat mengasyikkan. Menyenangkan!

Beberapa di antara resensi itu sudah tayang di kompasiana. Beberapa lainnya saya tulis untuk sebuah majalah digital (virtual) pemerintah yang di dalamnya saya terlibat secara intensif.

Dengan menulis resensi buku, mau tak mau, saya harus membaca buku. Jadi, dengan menjadi peresensi, wajib hukumnya si penulis membaca buku-buku.

Jika tidak membaca, bagaimana saya meresensinya? Jadi, mau tak mau, saya harus membaca buku!

Membaca secara Cermat

Menulis resensi buku mengharuskan saya dan siapa pun membaca buku yang diresensi dengan cermat. Ya, secara cermat dan detail. Nggak bisa secara sepintas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun