Isinya, "Selamat hari Guru, Bapak. Semoga tak pernah bosan membimbing kami." Begitulah inti isi pesan yang disampaikan dengan beberapa variasi sesuai gaya setiap mahasiswa.
Mendapatkan pesan-pesan seperti itu, saya sungguh merasa terharu. Mereka begitu peduli dan santun.
Saya jadi tercenung setelah membaca pesan mereka. Muncul sederet pertanyaan di dalam hati. Sudahkah saya melayani mereka dengan baik? Sudahkah saya bekerja sebagai guru dengan ketulusan hati? Apakah saya sudah memberikan yang terbaik?
Selama beberapa tahun menjadi pengajar, di luar tugas dinas di pemerintahan, saya merasa masih harus banyak belajar.
Tidak hanya mesti belajar dari buku-buku perkuliahan, tak hanya harus belajar membuat presentasi agar menarik dan mudah dipahami, bahkan terutama belajar dan berupaya  menjadi pendidik yang bekerja dan melayani dengan tulus.
Beberapa Pertanyaan
Dalam hati selalu ada dorongan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan diri ini sehingga bisa memberi hal yang lebih baik juga kepada para mahasiswa.
Dalam hati ada niat bekerja untuk mereka dengan setulus-tulusnya. Mendorong mahasiswa untuk bersemangat dan berjuang mencapai kemampuan dan prestasi terbaiknya.
Dalam berbagai kesempatan, saya mengajak mahasiswa untuk menanyakan kepada diri sendiri: Untuk apa kuliah? Untuk mendapatkan gelar atau untuk meraih ilmu?
Saya mendorong mereka untuk belajar secara bersungguh-sungguh. Memotivasi mereka agar bisa menimba ilmu pengetahuan di kampus dengan sebaik-baknnya. Â Kuliah bukan melulu bertujuan meraih gelar, melainkan terutama untuk meraih ilmu pengetahuan.