Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Akhir Pekan, Waktunya Menata Si Lidah Mertua "Sansevieria"

14 November 2020   08:59 Diperbarui: 14 November 2020   09:38 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sansevieria berbaris di anak tangga (dok.pribadi).

Saya yakin sahabat kompasiner sudah membaca artikel saya yang berjudul Sansevieria, Si Lidah Mertua Penyerap Polutan Berbahaya, yang saya tayangkan di sini beberapa waktu yang lalu. Lebih dari dua ribu pembaca yang sempat bertandang dan menikmati artikel tersebut.

Penyerap Polutan

Sansevieria yang lebih dikenal dengan nama umum lidah mertua itu menjadi sangat terkenal karena tanaman ini jago dalam satu bidang yang spesifik: menyerap polutan. Ya, menyerap udara kotor di sekitarnya dengan sangat baik sekaligus menyediakan kebutuhan akan oksigen.

Sebetulnya tanaman ini sudah cukup banyak tumbuh di halaman rumah. Ada yang kami tanam di dalam pot, ada juga yang langsung di tanah. Baik yang di dalam pot maupun yang di tanah, sudah berkembang sedemikian rupa, bahkan beranak-pinak.

Sayangnya, sebelum mengetahui demikian besar manfaat tanaman ini, saya kurang memerhatikannya. Tetapi tanaman ini ini tetap saja bisa tumbuh dan berkembang biak dengan baik kendati kurang mendapat penanganan.

Yang di dalam pot sudah semakin bertambah dengan tunas-tunas baru, demikian pula yang ditanam langsung ke tanah.

Punya Daya Tahan

Rupanya tanaman ini tak terlalu membutuhkan perawatan yang intensif. Tanpa perawatan pun, seperti sebelumnya saya lakukan, toh tanaman ini tumbuh dan bekembang dengan cukup baik. Bahkan, ada beberapa yang dinaungi atau ditutupi oleh taman lain yang lebih tinggi, si lidah mertua tidak mati dan tetap saja tumbuh dengan baik.

Daya tahannya memang besar. Kendati kurang perhatian, kurang penyinaran, kurang air sekali pun, si lidah mertua tetap hidup dan tumbuh. Saya kagum terhadap daya tahan tanaman yang selama ini saya abaikan.

Sejak mengetahui demikian besar kegunaannya, termasuk memerhatikan tampilan daunnya yang cantik-hijau-kemilau-mungil, maka dalam sebulan terakhir ini saya mengembangkan dan menatanya kembali.

Menyepih tunah-tunas baru dari induknya dan menanamnya kembali di dalam pot. Berharap tanaman ini bisa tumbuh dengan baik dengan luasan media yang cukup.

Menyediakan Pot

Saya belikan satu setengah lusin pot berukuran kecil untuk mewadahi tanaman ini. Pot diisi tanah dan dicampur dengan sedikit pupuk sebagai media tanam.

Volume media tanam itu cukup tiga-perempat saja dari pot. Ini penting, agar ketika menyiram, airnya tidak lekas meluber jatuh sebelum terserap.

Pot yang saya pilih berwarna putih. Ternyata warna putih lebih cantik dan serasi tampaknya dengan warna daun lidah mertua. Kombinasi hijau dan putih. Sebuah kombinasi yang indah.

Beberapa pot tambahan yang saya beli belakangan berukuran sama, tapi warnanya hijau gelap. Akan tetapi, rupanya warna pot hijau tak cocok dengan warna daun sansevieria yang juga hijau. Warnanya menjadi "mati." Tak ada "senyum sumringah"-nya.

Sansevieria berbaris di anak tangga (dok.pribadi).
Sansevieria berbaris di anak tangga (dok.pribadi).
Saya berencana menambah pot yang berwarna putih lagi dalam waktu dekat. Meletakkannya berselang-seling dengan pot berwarna hijau. Berharap akan tampak lebih serasi dan cantik ketika dibariskan berderet-deret di teras rumah.

Pot-pot itu saya letakkan di garis pembatas tanaman dengan lantai bawah keramik teras, dekat dengan tanaman yang berukuran agak besar.

Sebagian lagi saya taruh di tangga naik menuju ke tempat sembahyang. Senang melihatnya, seperti sepasukan serdadu yang sedang berbaris.

Sebenarnya ada beberapa lagi yang masih bisa dipisah dan dipindahkan dari indukannya, lalu ditempatkan di dalam pot baru sehingga bisa tumbuh dengan baik. Perlu waktu lagi untuk menatanya.

Terkena Sinar Matahari Langsung

Di samping meletakkannya di teras rumah, beberapa saya taruh di ruang tamu dan ruang keluarga, bahkan ada yang di meja belajar.

Ruangan menjadi lebih manis dengan kehadiran tanaman hijau-mungil ini. Tentu --yang terpenting, untuk menyerap udara kotor di sekitarnya.

Sekali dalam seminggu, tanaman hias di dalam ruangan ini saya keluarkan untuk dibersihkan dan disiram. Dibiarkan sejenak di halaman rumah untuk mendapatkan sinar matahari secara langsung. Baru setelah sore hari kembali dibawa ke dalam ruangan.

Sesekali sempatkan pergi ke luar rumah untuk sekadar refreshing tentu sangat menarik. Tapi, refreshing di rumah bertemankan tanaman juga tak kalah menyenangkannya.

Senang melihat tamanan sansevieria tumbuh dengan baik. Senang melihat rumah menjadi lebih hijau dan tertata berhiaskan tanaman mungil ini.

Nah, apa kegiatan sahabat di akhir pekan ini? Semoga menyenangkan.

( I Ketut Suweca, 13 November 2020).  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun