Empat Puluh Persen Saja
Kedua, perhatikan besaran gaji. Pada saat menentukan besaran pinjaman, perhatikan kemampuan dalam mengangsur. Jangan sampai keteteran saat mencicil utang setiap bulannya. Hidup akan menjadi sangat berat karenanya.
Terkait dengan rencana pinjaman ini, perhatikan juga cicilan yang menjadi kewajiban di tempat lain. Jika kita meminjam lebih dari satu lembaga pinjaman, pertanyaannya: seberapa besar total cicilan itu? Mampukah kita mengangsur semua pinjaman tersebut?
Bagaimana rasio besaran cicilan di semua lembaga keuangan itu dengan total gaji kita?
Saya sering menganjurkan kepada teman yang akan melakukan pinjaman dengan patokan maksimal potongan sebesar 40 persen dari total gaji yang diterima setiap bulannya. Diusahakan tidak lebih dari itu terutama bagi mereka yang hanya mengandalkan gaji sebagai satu-satunya sumber penghasilan.
Pemikiran ini muncul agar si peminjam tidak cenderung  nge-gass ketika mengajukan pinjaman hingga di luar batas kemampuan. Perlu sesekali di-rem agar kendaraan tak sampai terperosok masuk got, he he he.
Sisa uang yang besarannya sekitar 60 persen dari gaji itu bisa dipergunakan untuk menopang kebutuhan hidup sehari-hari kendati dengan pola hidup yang hemat dan sederhana.Â
Di samping itu, saya sarankan juga untuk menutupi kekurangan akibat pemotongan gaji itu dengan mencari tambahan penghasilan.Â
Menopang Produktivitas
Ketiga, manfaatkan pinjaman untuk hal-hal yang produktif. Membeli properti untuk tempat tinggal, mengkuliahkan anak sebagai bentuk investasi di bidang pendidikan sumber daya manusia, menambah modal usaha yang untuk memperbesar binis adalah hal-hal yang dimungkinkan dan dianjurkan.
Yang perlu dihindari adalah melakukan peminjaman hanya agar tampak wah  di mata orang lain. Padahal, di balik itu, yang bersangkutan mengalami kesulitan besar ketika harus mengangsur utang setiap bulannya.Â