Apa yang terpikir begitu kita mendengar kata filsafat? Sesuatu yang njelimet, abstrak, khayal, dan tak ada kaitannya dengan kenyataan hidup? Begitulah kebanyakan orang memandang dunia filsafat.
Filosofi Teras
Nah, tersebutlah ada seorang penulis yang menulis (kembali) tentang "ibu"-nya ilmu ini. Namanya Henry Manampiring. Judul bukunya: Filosofi Teras. Anda sudah pernah melihat atau bahkan sudah membaca buku ini?
Ini merupakan buku filsafat kuno yang tidak hanya kontekstual bahkan juga practical. Filsafat yang satu ini berkesesuaian dengan zaman sekarang dan bisa diterapkan pada di masa kini dan nanti.
Buku ini bisa disebut sebagai buku pegangan atau pedoman hidup (way of life). Disebut demikian karena filsafat yang dijelaskan di dalamnya benar-benar dalam dilaksanakan dalam praktik kehidupan kita sehari-hari.
Kisah Kelahiran Buku
Henry Manampiring berkisah tentang kelahiran buku ini. Menurut ceritanya, dulu ia sering merasa sewot alias uring-uringan, marah, dan semacamnya terhadap segala sesuatu atau setiap keadaan yang menghambat.
Kemacetan, misalnya, bisa membuatnya marah-marah sendiri. Belum lagi hal lain dalam kehidupan pribadinya yang menyebabkan dia menjadi orang yang lekas "meledak."
Nah, pada suatu saat ia pun bertemu dengan buku-buku dan artikel filsafat kaum Stoa yang hidup lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Berbeda dengan yang pada umumnya dikenal, filsafat ini -- yang selanjutnya disebut dengan Stoisisme, merupakan sebuah mazhab filsafat yang mengupas akar masalah dan solusi tentang emosi negatif manusia.
Para filsuf dalam aliran filsafat ini diantaranya Zeno, Seneca, Epictetus, Chrysippus, dan  Marcus Aurelius. Yang disebut terakhir adalah kaisar Romawi.