Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menua tetapi Tetap Sehat dan Bahagia, Apa yang Bisa Dilakukan?

24 Oktober 2020   10:14 Diperbarui: 29 Oktober 2020   02:04 1156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Tetap sehat dan bahagia di usia senja. (Sumber gambar: pixabay.com/Huskyherz)

Usia tak bisa di-stop. Akan bertambah dan bertambah terus bersamaan dengan perputaran waktu. Tidak bisa tetap berusia 17 tahun, misalnya. Pada suatu saat angka itu akan berubah menjadi 71. Itu pun kalau tidak meninggal duluan.

Umur yang Bertambah

Penambahan umur terus berlangsung, sisa hidup semakin berkurang. Pertanyaannya, apa yang bisa kita lakukan dalam sisa hidup ini, terutama agar bisa hidup sehat, berguna, dan berbahagia?

Menjawab pertanyaan ini tidaklah mudah. Diperlukan jawaban komprehensif dan detail untuk melihat segala aspek dan persyaratannya untuk benar-benar bisa hidup sehat, berguna, dan berbahagia hingga usia senja.

Daripada menunggu jawaban lengkap, mari saya coba mengangkat sebagian upaya yang bisa kita lakukan.

Miliki Aktivitas dan Komunitas

Pertama, miliki aktivitas. Hidup tanpa kegiatan akan terasa kosong-melompong. Merasa tidak berguna, apalagi bagi para pensiunan. Tetap aktif adalah modal untuk bisa merasa berguna, bergairah, dan  berkontribusi dalam kehidupan.

Beraktivitas positif dalam keseharian membuat kita terus bergerak, tak hanya fisik bahkan juga pikiran. Mengaktifkan keduanya membawa kita merasa hidup yang sebenarnya. Sebisanya, lakukan kegiatan sesuai dengan kesenangan hati.

Mengerjakan segala sesuatu yang selaras dengan panggilan jiwa akan membuat kita berada dalam aliran arus kebahagiaan hidup. Apalagi, hasilnya berguna bagi orang lain juga.

Psikolog Mihaly Csikszentmihalyi menyebut hal ini sebagai keadaan saat seseorang begitu tertarik pada suatu aktivitas sehingga tidak ada hal lain yang tampak lebih penting. Waktu pun akan bergulir demikian cepat dan kita pun bisa berkontribusi dalam kehidupan, sekecil apa pun itu.

Kedua, aktif dalam komunitas. Ini penting dalam kehidupan. Bersahabat, bersosialisasi dengan guyub adalah kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial. Komunitas adalah wadahnya.

Dengan terlibat dalam satu atau lebih komunitas, kita merasa diterima, diajak, dipedulikan, dalam kebersamaan. Dengan kata lain kita merasa berada "in group." Jadi, kendati usia menua jangan pernah berhenti berkomunitas.

Kita bisa memilih komunitas yang berkesuaian dengan usia. Sebagai contoh, komunitas olahraga ringan, komunitas sembahyang, komunitas pesepeda, komunitas pencinta tanaman, komunitas profesi, dan lainnya. Komunitas itu bisa menjadi wadah berkumpul sekaligus berbagi pengetahuan, semangat, dan kesenangan.

Hidup Menyatu dengan Alam

Ketiga, hidup dekat dengan alam. Hidup yang dekat bahkan menyatu dengan alam bisa menambah rasa bahagia. Itulah sebabnya banyak orang yang mengisi waktu dengan kegiatan yang menyatu dengan alam.

Dalam keseharian mungkin kita menjadi karyawan kantor, lalu pada hari-hari libur kita memilih berkebun. Berteman dengan tanaman atau pepohonan, sangat menyehatkan jiwa dan raga.

Jika kita dekat dengan alam, dengan berkebun misalnya, kita akan merasa dekat dengan tanaman. Kita menyiram, memupuk, dan menyianginya sehingga tanaman itu tumbuh dengan baik.

Tanaman-tanaman itu pun akan menyampaikan rasa terimakasih-nya kepada kita dengan caranya sendiri. Ia akan tumbuh dengan daunnya yang rimbun dan menghijau sehingga enak dipandang, memberikan udara segar dan oksigen.

Bisa pula ia akan membalas kebaikan kita dengan bunga-bunganya yang berwarna-warni nan indah. Sebagian lagi akan menyampaikan terima kasihnya dengan berbuah lebat yang bergelayut di ranting.

Pada dasarnya manusia diciptakan untuk menjadi bagian dari alam. Kita harus sering kembali ke alam untuk mengisi ulang baterai kita.

Mengatur Makanan dan Hindari Stres

Keempat, perbanyak konsumsi sayur dan buah. Tubuh yang semakin menua tidak memerlukan kalori seperti semasih muda. Yang diperlukan adalah pemeliharaan dan ketahanan (resiliensi).

Oleh karena itu, para ahli menganjurkan kita menyantap lebih banyak buah-buahan dan sayur-sayuran seraya mengurangi makan nasi bersamaan dengan bertambahnya usia. Hal ini penting untuk menjaga tubuh senantiasa sehat dan bugar.

Kelima, hindari stres. Dalam banyak penelitian, stres menjadi penyebab masalah kesehatan dan mempercepat proses penuaan. Stres yang bertubi-tubi bukan saja mempercepat orang menjadi tua yang tampak secara fisik, bahkan juga merusak sel-sel otak sehingga menurunkan daya ingat.

Hindari stres (Sumber gambar: lamarquezone.fr)
Hindari stres (Sumber gambar: lamarquezone.fr)
Oleh karena itu, sangat dianjurkan hidup dengan lebih rileks. Hiduplah dengan hati yang lebih damai. Kendati karena pekerjaan bisa membuat stres, janganlah sampai membuat kita jadi uring-uringan.

Stres ringan sesekali adalah baik untuk membuat kita aktif dan kreatif. Di samping itu, lepas sama sekali dari  stres tidaklah mungkin dilakukan sepenuhnya dalam kehidupan.

Guna membantu pikiran dan perasaan tetap tenang dan damai, dianjurkan agar kita membiasakan diri duduk tenang secara rutin. Bermeditasi selama 15-30 menit setiap hari, pagi atau malam.

Cara ini dipercaya sangat membantu mengembalikan kedamaian hati dan mengurangi beban pikiran dan perasaan sepanjang hari-hari yang kita lalui. Mindfulness atau meditasi kesadaran saat ini atau sekarang, sangat dianjurkan.

Hindari Kekhawatiran dan Banyak Bersyukur

Keenam, hindari kekhawatiran. Rasa khawatir yang berlebihan dalam banyak hal bisa menimbulkan beban pikiran. Khawatir akan masa depan, misalnya. Banyak sekali hal-hal yang kita khawatirkan ternyata tidak terjadi pada kenyataannya.

Jika dibiarkan berkecamuk, hal ini sungguh memberatkan pikiran. Oleh karena itu, jangan membiarkan pikiran melamun ke mana-mana.

Pikiran yang tidak terkontrol cenderung menarik segala sesuatu yang bersifat negatif. Tak terkecuali beban pikiran masa lalu yang membuat beban pikiran masa kini yang semakin berat.

Intinya, bebaskan diri dari beban masa lalu dan kekhawatiran akan masa depan. Hiduplah saat ini dengan penuh kesadaran.

Ketujuh, senantiasa bersyukur. Bersyukur adalah jalan lapang bagi kita dalam menerima kenyataan hidup, apapun itu. Kita mungkin pernah sedih dan menyesali diri kenapa kita tak seperti mereka yang -- di mata kita, jauh lebih beruntung hidupnya.

Dengan selalu bersyukur berarti kita telah memilih bersikap positif dan berterima kasih atas segala karunia Tuhan. Kita percaya bahwa Tuhan akan memberikan jalan yang terbaik bagi kita, asalkan kita tetap berusaha selaras dengan jalan yang ditetapkan Tuhan.

Selalu luangkan waktu setiap hari untuk bersyukur. Bersyukur kepada Tuhan, berterima kasih kepada para leluhur atau nenek moyang kita.

Berterima kasih kepada mereka yang berkontribusi dalam kehidupan kita. Berterima kasih pula kepada alam semesta. Dan, lihat dan rasakanlah kebahagiaan hidup kita semakin bertambah.

Kesempatan Berbuat Baik

Ada ungkapan yang menyebutkan bahwa yang terbaik menurut kita sebagai manusia belum tentu menjadi yang terbaik pula bagi Tuhan untuk kita. Maka, daripada memaksakan keinginan, lebih baik serahkan saja sepenuhnya kepada Tuhan untuk menentukannya.

Tugas kita adalah selalu berusaha sambil berdoa. Selebihnya, Tuhanlah yang menentukan. Apa yang bisa kita lakukan, lakukan saja. Apakah itu akan langsung membawa kita pada tujuan atau memerlukan jalan panjang yang berliku, semuanya masih misteri.

Kita melangkah dan melangkah saja mengisi hidup di dunia ini agar bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain sebelum kematian menjemput.

Kesempatan kita berbuat baik hanya ada di atas tanah. Saat sudah terkubur di dalam tanah kita tak akan bisa berbuat apa-apa. 

(I Ketut Suweca, 24 Oktober 2020).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun