Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Ikigai", Rahasia Hidup Bahagia dan Panjang Umur ala Okinawa, Jepang

15 Oktober 2020   20:46 Diperbarui: 16 Oktober 2020   08:02 1414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebun Teh di Ogimi, Okinawa (sumber: okinawaclip.com)

Saya menyampaikan rasa syukur yang mendalam karena Tuhan mempertemukan saya dengan buku istimewa ini. Sungguh. Buku ber-cover biru ini benar-benar bagus: bermanfaat dan menginspirasi : memberi tuntunan kepada pembaca bagaimana menyiasati hidup agar berumur panjang, sehat, dan bahagia. 

Ikigai, Apa Itu?

Dalam buku international bestseller ini, pengarangnya, Hector Garcia dan Francesc Miralles, menulis bahwa "Ikigai" itu adalah "berbahagia dengan tetap menyibukkan diri."

Ikigai menjadi salah satu cara untuk menjelaskan rahasia umur panjang orang Jepang yang luar biasa, terutama di pulau Okinawa, tempat 2.455 orang berusia di atas 100 tahun untuk setiap 100.000 penduduk, jauh lebih banyak dibanding rata-rata global.

Mungkin menjadi pertanyaan, apa yang dimaksud dengan "menyibukkan diri." Ya, menyibukkan diri yang dimaksud dalam konteks ini bukanlah hidup bekerja sangat keras, cepat, dan tergesa-gesa. Jauh dari itu!

Yang dimaksudkan adalah bekerja pelan-pelan, tenang, dan mengalir. Tak perlu ngoyo. Yang penting, tubuh dan pikiran terus diaktifkan dengan kesibukan. Itulah salah satu cara yang diketahui menjadi faktor pendukung hidup bahagia dan panjang umur orang di Okinawa, Jepang.

Desa Ogimi, Okinawa (sumber: japanupdate.com)
Desa Ogimi, Okinawa (sumber: japanupdate.com)
Salah satu rahasia panjang umur dan kebahagiaan orang Ogimi -- salah satu desa di Okinawa, adalah selalu merasa sebagai bagian dari komunitas. Sejak dini mereka berlatih yuimaaru atau kerja sama tim, dan karenanya mereka selalu saling membantu satu sama lain sepanjang hidup.

Stres dan Banyak Duduk

Penulis buku menjelaskan bahwa stres telah "dituduh" sebagai "pembunuh" umur panjang. Maka, jika ingin berumur panjang, sehat, dan bahagia, maka stres harus dikurangi.

Sebuah penelitian menyebutkan, stres mendorong penuaan sel dengan melemahkan struktur sel telomere yang memengaruhi regenerasi sel dan cara sel menua. Studi ini berkesimpulan, semakin besar stres semakin besar efek degeneratif-nya pada sel. Tetapi, stress pada taraf ringan, tidak masalah.

Salah satu hal yang dianjurkan untuk mengurangi kadar stres adalah dengan mempraktikkan meditasi mindfulness. Metode ini berfokus pada diri sendiri: selalu terhubung dengan di sini dan sekarang. Hal tersebut membatasi pikiran yang cenderung lepas kendali.

Satu lagi yang mempercepat proses penuaan adalah terlalu banyak duduk dan kurang gerak. Disebutkan, terlalu banyak waktu duduk di tempat kerja atau pun di rumah, tidak hanya mengurangi kebugaran otot dan pernapasan, bahkan juga meningkatkan nafsu makan dan membatasi keinginan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan.

Dalam buku ini disarankan untuk mengusahakan tetap bergerak, misalnya berjalan kaki saat berangkat ke tempat kerja atau setidaknya berjalan selama dua puluh menit setiap hari.

Dianjurkan pula untuk lebih banyak menggunakan kaki, bukan lift atau eskalator. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial atau berlibur juga sangat disarankan.

Membiasakan tidur nyenyak dan bermain dengan akan-anak atau hewan kesayangan juga sangat dianjurkan. Hal ini penting untuk meningkatkan kebahagiaan.

Catatan Hasil Wawancara

Salah satu bentuk rumah di Okinawa (flickr.com)
Salah satu bentuk rumah di Okinawa (flickr.com)
Penulis buku melakukan sejumlah wawancara dengan penduduk Okinawa guna mengetahui lebih jauh kebiasaan-kebiasaan hidup mereka sehingga mereka tetap sehat dan bahagia hingga usia lanjut. Seperti apa kata mereka?

Pertama, yang paling pokok adalah ikigai.  Kata ini bermakna menyibukkan diri dengan kegiatan yang disukai. Kalau pekerjaan disukai, apalagi merupakan hobi atau passion, maka orang akan bersemangat menjalani hari-hari dan merasa bahagia.

Kedua, jangan khawatir. Rahasia umur panjang adalah tidak perlu khawatir, termasuk kekhawatiran menua.  

"Jaga agar hatimu tetap muda, jangan biarkan dia menjadi tua. Bukalah hatimu pada orang-orang dengan senyum manis di wajah. Jika Anda tersenyum dan membuka hati, cucu Anda dan orang lain pasti ingin bertemu dengan Anda," demikian hasil wawancara penulis buku ini dengan salah seorang  manula setempat.

Ketiga, tumbuhkan kebiasaan baik. "Saya merasa gembira setiap pagi. Bangun pukul enam dan membuka tirai untuk melihat kebun saya, tempat saya menanam sayuran."

"Saya lalu pergi keluar untuk memeriksa tomat dan jeruk mandarin. Saya suka melihat kebun saya. Itu membuat saya rileks," ujar salah seorang lansia.

"Untuk hidup lama Anda perlu melakukan tiga hal: berolah raga agar tetap sehat, makan dengan baik, dan menghabiskan waktu dengan banyak orang. Terlibatlah dalam komunitas," anjur salah seorang dari mereka.

Keempat, pelihara persahabatan setiap hari. Berkumpul dengan sahabat adalah ikigai yang paling penting. Hobi yang utama adalah bergaul dengan banyak orang.

"Berbicaralah setiap hari dengan orang-orang yang Anda cintai, itulah rahasia kehidupan yang panjang," kata seorang lansia.

Kelima, hindari ketergesa-gesaan. Salah seorang yang diwawancarai oleh penulis buku mengatakan rahasianya hidup panjang adalah dengan selalu berkata kepada diri sendiri "pelan-pelan" dan "tenanglah." Manusia bisa hidup lebih panjang jika tidak terburu-buru.

Keenam, selalu optimis. Optimisme mereka antara lain diwujudkan dengan selalu berkata kepada diri sendiri, "Hari ini akan penuh dengan kesehatan dan energi."

Salah seorang lansia mengatakan, "Umur saya sembilan puluh delapan, tetapi saya anggap diri saya masih muda. Masih banyak yang harus saya lakukan."

"Tawa. Tertawa adalah hal paling penting. Saya sering tertawa ke mana pun saya pergi. Hal paling penting di Ogimi, juga dalam hidup adalah tetap tersenyum," tambahnya.

Diet ala  Okinawa

Pada bagian lain buku ini, ada pula anjuran diet dengan cara berhenti makan sebelum kenyang. Perut cukup diisi makanan 80 persennya saja. Konsepnya, makan lebih sedikit untuk hidup lebih sehat dan lebih lama.

Dikatakan, kunci untuk tetap sehat adalah menghindari makanan yang menambah asupan kalori, tetapi tidak memberikan nilai gizi. Pembatasan kalori merupakan salah satu cara paling efektif untuk menambah tahun umur manusia.

Terdapat lima belas makanan antioksidan alami yang sangat dianjurkan untuk dikonsumsi karena kemampuannya memperlambat proses oksidasi di dalam sel dan menetralkan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan sel dan penuaan.

Inilah daftar makanan yang kaya akan antioksidan dan dimakan hampir setiap hari di wilayah Okinawa, yakni  tahu, tuna, wortel, melon, rumput laut, kubis, bawang, hechima (labu mirip mentimun), kacang kedelai, ubi jalar, dan beberapa lagi lainnya.

Kebun Teh di Ogimi, Okinawa (sumber: okinawaclip.com)
Kebun Teh di Ogimi, Okinawa (sumber: okinawaclip.com)
Teh hijau yang sudah diminum berabad-abad di wilayah ini juga direkomendasikan untuk diminum secara rutin karena memiliki khasiat obat yang signifikan.

Teh hijau disebutkan berguna untuk mengontrol kolesterol, menurunkan kadar gula darah, meningkatkan sirkulasi darah, meningkatkan kesehatan tulang, dan meningkatkan perlindungan terhadap infeksi bakteri tertentu.

Sebetulnya masih banyak lagi hal menarik dan berguna yang terdapat dalam buku ini. Tapi, mohon maaf, saya cukupkan dulu hingga di sini. Berharap para sahabat kompasianer segera berburu buku istimewa ini. Jadikanlah buku berkulit biru langit terbitan renebook ini sebagai referensi dan panduan berharga dalam menapaki kehidupan. 

Semoga kesehatan, kebahagian, dan umur panjang menjadi milik Anda, para pembaca.

( I Ketut Suweca, 15 Oktober 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun