Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Belajar dari Pengalaman Menulis Buku Nonfiksi ala Wishnubroto Widarso

17 September 2020   18:30 Diperbarui: 18 September 2020   14:18 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum lagi kendala dan keterbatasan waktu yang dialami oleh penerbit sendiri. Mungkin naskah buku yang disetujuinya cukup banyak sehingga harus mengikuti antri. First in, fisrt out, begitulah pada umumnya berlaku. 

Seperti yang dialami Wishnubroto, ia bahkan harus menunggu selama 3 tahun agar naskahnya bisa terbit menjadi buku. Naskah bukunya yang berjudul Going Abroad:  A Book of Coversations yang sudah disetujui untuk diterbitkan pada Mei 1991, tapi baru keluar menjadi buku pada akhir Desember 1994.

Kutipan, Relevansi, dan Kejujuran

Kelima, penempatan kutipan kata-kata bijak atau kutipan para ahli. Wishnobroto mengisahkan dalam buku ini, sedikitnya ada tiga temannya yang agak keberatan dengan kutipan-kutipan dalam bukunya tentang pengembangan kepribadian (personality development) yang berjudul Kiat Hidup Sukses.

Menanggapi keberatan temannya itu, Wishnubroto menyatakan bahwa kutipan dari berbagi sumber yang relevan sangatlah penting asalkan cocok dengan topik yang sedang dibahas. Penempatannya harus pas.

Lagipula kutipan yang dimasukkan dengan menunjukkan sumbernya merupakan bentuk kejujuran. Penulis  harus jujur. Memiliki integritas.

Ditambahkan, dengan mengangkat kutipan-kutipan tersebut ke dalam naskah buku, pertama-tama akan menyenangkan penulis aslinya, selanjutnya akan menyenangkan pembaca karena mendapatkan pengayaan.

Itulah beberapa hal yang bisa dipelajari dari pengalaman menulis buku nonfiksi karya Wishnubroto Widarso, pria kelahiran Purworejo, 10 Oktober 1057, yang bermukim di Solo ini.

Sebelum menyudahi attikel ini, saya kutipkan quote Wishnubroto Widiarsa sbb.:

"Aku menulis buku agar gambaran pribadiku tak cuma luluh-lantak binasa ditelan Sungai Sang Kala, tapi tergurit di atas ingatan kerabat-sobat-hadai-tolan." 

( I Ketut Suweca, 17 September 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun