Suara Guangan Sayup-sayup
Tak hanya siang hari layangan-layangan besar diterbangkan, bahkan banyak yang diinapkan hingga keesokan harinya. Nah, ketika malam hari, akan terdengar suara guangan-nya sayup-sayup, ngung...ngung...ngung...  menyejukkan hati. Kalau ada lebih dari satu layangan yang sedang mengudara, maka suara guangannya pun akan terdengar sahut-menyahut membelah suasana malam  yang sunyi.
Jika pada malam itu kita ke luar rumah dan memandang ke langit, mungkin layangan itu tak akan tampak, tapi dengan mendengar suara guangan, kita bisa meyakini bahwa layangan itu masih mengudara, tidak putus talinya, misalnya.
Lomba Layangan
Beberapa tahun lalu, sejumlah komunitas di Bali  menyelenggarakan lomba layang-layang. Biasanya mengambil tempat lapang yang luas. Pada umumnya layangan yang diikutkan dalam perlombaan kebanyakan berukuran besar.
Ada yang tipe layangan bebean, ada pula yang bertipe layangan janggan, dengan beberapa variasinya. Bukan tidak mungkin ada penyuka layang-layang yang membuat kreasi yang sama sekali baru dengan tampilan layangan yang berbeda. Itulah bentuk kreativitas masyarakat penyuka layangan.
Hal yang menarik, lomba itu diikuti oleh banyak peserta dan ditonton tak hanya oleh masyakarat lokal, bahkan para turis pun turut menyaksikan prosesi menerbangkan layangan itu. Dan, seringkali prosesi itu diiringi oleh suara musik tradisional (gambelan -- Bahasa Bali) baleganjur, sebuah jenis gamelan pengiring yang dihadirkan untuk memeriahkan suasana dan menambah semangat peserta lomba.
Kendati tahun-tahun ini tak lagi ada lomba, namun layangan-layangan itu masih tetap menghiasi langit Bali. Sekarang pun kita masih menemukan sejumlah layangan mengudara di langit Pulau Dewata.Â
Bali memang tak pernah surut dari kreasi seni dan budaya.
(Â I Ketut Suweca, 22 Â Agustus 2020).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H