Biasanya bermain layangan paling ramai dilakukan kalau angin sedang berhembus semilir dan stabil. Momen ini dicari agar layangan bisa diterbangkan dengan mudah. Semua pencinta akan turun ke sawah untuk bermain layang-layang.
Pada saat itu biasanya sawah masih dalam kondisi peralihan dari memanam  kedelai, semangka, dan sejenisnya ke menanam padi. Masa kosong di antara itulah kami, anak-anak dan remaja, bahkan dewasa, akan turun ke sawah bermain layang-layang.
Layangan yang diterbangkan kebanyakan yang berukuran kecil. Setiap orang akan membawa satu layangan. Kalau ada yang tidak membawa, siap-siap jadi penonton saja.Â
Sekarang layangan banyak dijual di warung atau di pasar. Tetapi, zaman saya kecil dulu, layangan biasanya dibuat sendiri di rumah. Saya jadi terbiasa membuat layangan sederhana saat itu.
Kalau layangan yang diterbangkan putus atau nyangkut di pohon, berarti kami harus membuat yang baru lagi. Jadi, di rumah mesti selalu sedia kertas layangan (kertas minyak), lem, bambu, tali pengikat, dan lainnya. Tak lebih dari satu jam lamanya, sebuah layangan kecil dan sederhana yang disebut bebean sudah siap diterbangkan ke udara.
Layangan Berukuran Besar
Tak hanya layangan kecil. Orang-orang dewasa pada umumnya membuat kelompok-kelompok yang terdiri dari 7-10 orang untuk membuat layangan berukuran besar. Misalnya, dengan lebar 2-3 meter dengan panjang 3-4 meter. Variasi ukurannya ada banyak.
Layangan sebesar itu dibuat dari kain, bukan dari kertas atau plastik. Pada umumnya ada dua tipe umum layangan, yakni tipe bebean seperti saya sebutkan di atas ada pula tipe layangan janggan. Tipe bebean itu bentuknya agak mirip dengan ikan, sedangkan tipe layangan janggan mirip dengan burung elang.
Pembaca bisa membayangkan bagaimana cara menaikkannya ke udara? Akan ada beberapa orang yang bersiap memegang bagian ekornya dan membuat layangan  berdiri dan sedikit condong ke depan lalu mendorongnya ke atas. Sementara itu, di ujung tali sana ada beberapa orang yang bertugas menarik layangan itu hingga mengudara cukup tinggi.
Jangan coba-coba seorang diri memegang tali layangan besar itu. Pasti diseret oleh layangan yang sedang diterpa angin. Biasanya minimal dibutuhkan 5-7 orang untuk memegang talinya, tergantung ukuran layangannya. Kemudian, Â sedikit demi sedikit tali diulurkan sampai layangan melambung di langit bahkan sampai menembus awan. Kemudian, tali layangan itu pun diikatkan di pohon besar seperti pohon kelapa.
Melihat layangan hilang muncul di antara awan di langit, sungguh menyenangkan. Apalagi di layangan itu diikatkan guangan (alat sebentuk busur yang diikatkan di kepala dan/atau di pinggang layangan yang kalau diterpa angin akan menimbulkan suara  merdu).