Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Belajar Filsafat dari Sebuah Novel Ternyata Sangat Mengasyikkan!

22 Agustus 2020   07:40 Diperbarui: 22 Agustus 2020   15:42 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: novel dunia shophie (dok. pribadi).

Membaca buku adalah kegembiraan saya di sela-sela pekerjaan utama. Setiap  hari saya selalu usahakan sisihkan waktu membaca sebagaimana juga kegiatan menulis untuk kompasiana. Menyenangkan sekali melakukan dua kegiatan ini, membaca dan menulis, begitu silih berganti.

Creative Writing

Seperti pernah saya sampaikan sebelum ini, ada sebuah buku bagus yang saya baca. Judulnya: Creative Writing. Buku tersebut pada intinya memberikan gambaran kepada pembaca tentang apa dan bagaimana menulis kreatif. Di dalamnya ada teknik membuat karakter, membuat plot, dialog, adegan, dan konstruksi; sesuatu yang sangat diakrabi oleh para penulis kreatif.

Saya membaca buku setebal 197 halaman tersebut sampai dua kali. Tidak puas membaca sekali, saya membacanya kembali secara pelan-pelan. Ternyata buku terbitan Banana ini tak hanya baik buat pengarang fiksi, bahkan juga untuk para penulis pada umumnya.

Betapa tidak! Di dalamnya terdapat sejumlah anjuran dan motivasi yang sangat berharga untuk dijadikan panduan dalam menulis dan untuk menyalakan dan mengobarkan semangat menulis. Jadi, dapat ilmunya dan dapat pula lecutan semangatnya.

Untuk menyebut beberapa saja,  misalnya: pentingnya berlatih menulis secara kontinu;  mengkonkretkan konsep-konsep abstrak;  mengurai sebuah topik dengan melibatkan sebanyak mungkin indera;  menunjukkan, bukan menceritakan; berdisiplin dalam menulis; dan pentingnya membaca untuk bisa terus menulis.

Saking senangnya membaca buku ini, sampai-sampai beberapa bagian pentingnya saya garis-bawahi untuk membantu mengingat bagian tersebut kelak.

Dunia Sophie

Usai membaca buku Creative Writing karya A.S Laksana itu, lalu saya ingat dengan sebuah novel yang belum tuntas saya baca. Sekarang ingin saya lanjutkan membacanya. Kok tiba-tiba? Gara-gara A.S Laksana menganjurkan pembacanya agar rajin membaca, secara spontan saya teringat novel tersebut dan tergerak untuk meneruskan menikmatinya.

Saya membeli novel itu 5 Desember 2010. Jadi, sudah hampir sepuluh tahun yang lalu. Lama sekali buku itu saya letakkan di dalam rak buku setelah membacanya di bagian-bagian awal. 

Perlu waktu untuk membacanya, demikian saya pikir saat itu. Karena sudah lupa isinya, maka saya putuskan kembali membaca novel  ini dari awal lagi.

Judulnya: Dunia Sophie. Ditulis oleh Jostein Gaarder. Novel best seller international ini diterbitkan oleh Penerbit Mizan. Buku ini sudah dicetak sebanyak 19 kali dalam Bahasa Indonesia untuk edisi lama (biasa). Sedangkan yang saya baca, Edisi Gold, baru memasuki cetakan pertama pada tahun 2010.

Dilihat dari kategorinya, novel ini adalah sebuah novel filsafat. Disebut novel filsafat karena isinya adalah pemikiran-pemikiran tentang filsafat. Jadi, filsafat jadi di-novel-kan? Ya, benar. Pemikiran-pemikiran  filosof seperti Democritus, Socrates, Plato, Aristoteles, ada di sini. Dan, pemikiran filsafat dari filosof Descartes, Locke, Hume, Hegel, Mark, Darwin, Freud, dan lainnya.

Wah, kalau begitu saya yang bermaksud mendapatkan hiburan dari sebuah novel bisa jadi dipusingkan oleh konten yang berat-berat seperti itu, demikian mungkin pikir mereka yang belum membaca buku ini. 

Saya pastikan tidak! Bahkan sebaliknya yang terjadi, kita bisa belajar filsafat dengan cara ringan dan mudah, melalui kisah seorang gadis kecil berusia 14 tahun yang bernama Sophie.

Saya yang belum tuntas membacanya sudah merasakan bahwa novel ini tidak seberat ketika kita belajar filsafat. Ketika belajar filsafat, kita mungkin merasa mempelajari sesuatu yang materinya berat, abstrak, bertele-tele, bahkan jauh di awang-awang. 

Tetapi, dalam novel ini, semuanya menjadi ringan, enak dibaca, karena dialirkan dalam sebuah kisah sang putri bernama Sophie dengan begitu indahnya.

Cobalah Anda bayangkan. Seorang putri, Sophie, hampir selalu di rumah sendirian. Ia ditinggalkan oleh ibunya bekerja dari pagi dan menjelang senja baru kembali. Ayahnya sesekali saja bisa menemaninya di rumah, karena harus bekerja di luar negeri untuk waktu yang lama.

Usai sekolah, gadis ini  langsung pulang ke rumah, bermain sebentar dengan binatang-binatang kesayangannya, lalu ia akan menyelinap masuk ke dalam semak-semak tak jauh dari rumahnya, sebuah tempat aman yang menjadi "sarang"nya.

Di "sarang" itulah Sophie menikmati kesendiriannya dan mulai membuka dan membaca surat-surat yang entah dari siapa pengirimnya, yang diambilnya dari kotak surat rumahnya. Surat-surat itulah yang menggugah rasa ingin tahunya tentang dunia dengan segala isinya.

Edorsement untuk Novel Ini

Buku ini memang terbilang tebal, 798 halaman. Begitu mengetahui ketebalannya, langsung saja kita membatalkan niat membacanya? Oh, jangan! Saya membacanya dengan cara mencicil. Sehari 5-10 halaman saja sudah cukup. Tak hanya utang yang bisa dicicil, menulis dan membaca pun bisa dicicil, he he he. Kalau diandaikan lari maraton, kita mesti memiliki nafas panjang dan pintar mengatur langkah.

Kita (mungkin) akan merasa rugi besar jika tidak membacanya. Pikirkanlah ini. Pertama, dengan membaca buku ini, kita akan bisa mengetahui kelanjutan kisah gadis kecil Sophie yang sedikit saya gambarkan di atas. Jadi, untuk menjawab rasa penasaran Anda, gimana ya kisah gadis Sophie selanjutnya?

Kedua, kita akan mendapatkan hiburan sekaligus belajar filsafat dengan riang gembira, bukan dengan mengerutkan dahi. Coba saja kita ingat dulu, ketika masih mahasiswa, betapa ilmu filsafat itu membuat kita pusing tujuh keliling (kecuali bagi yang suka). Tapi melalui novel ini, kesan kita terhadap dunia filsafat akan berubah: filsafat menjadi sesuatu yang menggairahkan!

Ketiga, ini buku best seller di tingkat dunia. Jadi, sudah ada jutaan orang yang membacanya di banyak negara di dunia. Mereka suka membaca buku ini, lantas mengapa kita membiarkan diri ketinggalan?

Lihatlah apa yang ditulis oleh Prof. Franz Magnis-Suseno dalam endorsement beliau pada cover depan buku ini. "Anda sudah lama ingin tahu apa itu filsafat, tetapi selalu tidak sempat, terlalu kabur, terlalu abstrak, terlalu susah, terlalu bertele-tele? Bacalah buku manis ini di mana Sophie, anak putri 14 tahun, menjadi terpesona karenanya."

"Kata banyak orang, filsafat itu sulit. Siapa bilang? Bacalah buku Dunia Sophie ini, dan Anda akan tahu, filsafat itu amat mudah dipahami. Makin Anda membaca buku ini, makin Anda ketagihan berfilsafat. Anda tak perlu lagi mengerutkan dahi karena filsafat ternyata juga bisa dinikmati sebagai novel yang enak dibaca,"demikian endorsement Dr. Sindhunata.

Okay, sudah dulu, ya, sedikit perkenalan kita dengan buku ini. Saya mohon ijin, akan melanjutkan membacanya. Membaca buku ini sungguh mengasyikkan!

(I Ketut Suweca, 22 Agustus 2020).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun