Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menyoal Bakat, Mood, dan Waktu Menulis

18 Agustus 2020   18:33 Diperbarui: 18 Agustus 2020   20:40 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: rawpixel.com

Menulis adalah sebuah keterampilan. Mirip dengan keterampilan bengkel sepeda motor atau keterampilan tukang ledeng. Walau pun tidak persis sama, namun prosesnya sama saja. Diperlukan latihan dan pengalaman yang memadai untuk menjadi terampil.

Akan tetapi, ada banyak kendala untuk mengembangkan kemampuan menulis. Kendala itu lebih banyak berasal dari internal, yaitu dari diri pribadi si (calon) penulis. Alasan pertama adalah karena merasa tidak berbakat; kedua; karena tidak punya waktu; dan ketiga, tidak ada mood menulis.

Persoalan Bakat
Ada orang yang demikian yakin bahwa menulis itu semata-mata persoalan bakat. Menurut mereka, hanya orang yang terlahir berbakat di bidang ini sajalah yang akan berhasil mengembangkan diri sebagai penulis.  

Itulah yang kemudian menjadi dalih mengapa ia tak kunjung menulis. Dia merasa percuma berlatih menulis karena sejak awal ia sudah pastikan dirinya tak akan mencapai kemajuan. Menurutnya,  berlatih menulis yang memerlukan banyak waktu adalah usaha yang sia-sia dan membuang-buang waktu percuma.

"Saya merasa tidak berbakat. Satu dua kali pernah saya coba, hasilnya tetap saja jelek. Saya merasa sama sekali tidak memiliki bakat menulis. Lebih baik saya mengerjakan pekerjaan lain saja," demikian alasan yang biasanya terlontar mengapa seseorang tak mau belajar menulis.

Menulis adalah kegiatan yang tak boleh dipaksakan. Ia harus tumbuh atau ditumbuhkan dari kesadaran sendiri. Boleh saja pihak luar mendorongnya untuk menulis. Akan tetapi, kalau yang bersangkutan tak memiliki niat untuk menulis atau menjadi penulis, niscaya dorongan itu tak akan berhasil.

Tidak Punya Waktu Menulis
Ketiadaan waktu adalah alasan kedua mengapa seseorang tidak menulis. Ia pada umumnya mengaku sibuk dari pagi hingga pagi lagi, he he he. Oleh karena itu, tak ada waktu baginya untuk duduk di belakang meja dan mulai menggerakkan jemarinya di atas tuts laptop untuk menghasilkan karya.

Seorang sahabat saya, Surata, yang kini telah almarhum pernah berucap demikian. "Berikanlah pekerjaan kepada orang yang sibuk. Orang itu akan mengerjakannya dengan baik dan tepat waktu." Saya masih terngiang dengan ucapan sahabat saya tersebut tatkala kami ngobrol panjang seputar organisasi olahraga tempat kami terlibat.

Dalam banyak kasus, apa yang diucapkan sahabat saya itu benar adanya. Saya pun sudah membuktikannya pada orang lain. Orang-orang yang sibuk dalam kesehariannya tetap bisa meng-handle perkerjaan tambahan dengan baik dan tepat waktu. Mereka pintar me-manage waktu.

Sebaliknya, mereka yang pura-pura sibuk atau mengaku-ngaku sibuk tak bisa menyelesaikan apa pun. Kalau pun selesai, sering jauh lewat dari deadline yang ditetapkan.

Kalau ditelusuri lebih jauh terhadap dia yang mengaku-ngaku sibuk ini, ternyata ia masih punya waktu untuk ngerumpi dengan tetangga. Ia punya waktu duduk di depan televisi berlama-lama untuk menonton film. Dia memiliki banyak waktu untuk berleha-leha tanpa aktivitas. Tetapi, sama sekali tak ada waktu baginya untuk menulis, kendati barang satu jam dalam sehari. Anehnya, tetap saja ia bersikukuh mengatakan tak punya waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun