Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menemukan, Menikmati, dan Mensyukuri Karunia Tuhan Sepanjang Hari

31 Mei 2020   10:41 Diperbarui: 31 Mei 2020   14:39 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dwi P. dok.

"Ketika engkau bangun di pagi hari, bersyukurlah atas cahaya pagi, atas hidup dan kekuatanmu. 

Bersyukurlah atas makanan dan kegembiraan hidup. 

Jika kau tidak melihat alasan untuk berterima kasih, kesalahan terletak di dalam dirimu sendiri." 

(Tecumseh, Pemimpin Shawnee, Suku Pribumi Amerika)

Minggu, 31 Mei 2020. Hari terakhir di bulan Mei. Saya bangun seperti biasanya, pukul 05.30, lalu membasuh muka, gerakkan badan sejenak, dan mulai membuka laptop. Koneksi internet sedang bagus-bagusnya.

Blogwalking ke Lapak Sahabat

Saya pun mulai mengunjungi lapak para sahabat. Ada banyak "dagangan" di situ. Ada yang memajang artikel tentang tanaman, traveling, karier, politik, kuliner, dan banyak lagi. Menyenangkan bepergian berkeliling  mengunjungi artikel banyak sahabat.

Kebiasaan saya setiap kali blogwalking tak hanya memberikan vote, juga mengisi kolom komentar. Jika isi artikel yang tak benar-benar saya pahami, saya akan memilih berkomentar standar saja, menunjukkan bahwa saya hadir. Namun, kalau saya memiliki ide yang berbeda atau sependapat dengan si penulis artikel, saya akan berkomentar lebih jauh lagi.

Tak terasa, selama tiga puluh menit sudah saya alokasikan untuk melihat-lihat tulisan para sahabat tanpa memiliki gagasan apa pun untuk saya tulis. Saya belum menemukan ide yang pasti untuk ditulis. Akhirnya saya putuskan untuk mematikan dan meninggalkan laptop sejenak, lalu beranjak ke halaman depan rumah. Saya ambil sapu dan serok untuk membersihkan halaman.

Mengurus Tanaman

Di halaman rumah ada banyak tanaman yang setiap saat meninggalkan sampah dedaunan yang berserakan. Terlebih-lebih tanaman belimbing yang kini sedang berbunga. Ribuan bunganya yang kecil-kecil berwarna merah muda terserak di halaman. Konon, bunga belimbing ini baik untuk dijadikan jamu (loloh, bahasa Bali), entah apa khasiatnya, saya tak tahu.

Menyapu halaman, entah mengapa, memberikan rasa senang. Membuat halaman yang sebelumnya penuh dengan dedaunan menjadi bersih, sangat saya sukai. Dapat bersihnya, dapat bergeraknya. Apalagi di pagi yang sejuk dan berudara bersih.  

Saya lengkapi penyapuan itu dengan menyiram seluruh tanaman. Setelah mendapatkan guyuran air, mereka --para tanaman itu, seakan tersenyum, hendak menyampaikan terima kasih sudah membasahi mereka dengan air, menghindari kehausan.

Sumber gambar: dok. pribadi
Sumber gambar: dok. pribadi
Senam dan Yoga Sederhana

Usai menyapu dan menyiram tanaman, saya memilih terus bergerak. Kali ini dengan senam kecil dan yoga sederhana. Senam pemanasan yang biasa saya lakukan ketika berlatih di gelanggang olah raga sebelum pandemi, sebagian saya praktikkan untuk menyiapkan tubuh melakukan gerakan-gerakan inti berikutnya.

Setelah senam pemanasan sekitar 10 menit, saya mulai masuk ke gerakan gerakan yoga ringan seraya menarik dan menghembuskan nafas berulangkali. Tarikan dan hembusan nafas itu dimaksudkan untuk mengeluarkan udara yang tersimpan dalam paru-paru dan menggantikannya dengan udara bersih dan segar pada setiap helaan nafas. Menghirup udara dari hidung dan melepaskannya dari mulut.

Saya melakukan gerakan-gerakan yoga asanas yang paling sederhana. Setiap gerakan mesti saya lakukan dengan pelan, lembut, dan hati-hati.  Juga, dengan penghayatan. Gerakan yoga dimaksud seperti vajrasana, ardha matsyendrasana, padahastasana, dan halasana.

Saya lengkapi senam dan gerakan yoga itu dengan musik pengiring yang mudah diperoleh di youtube. Misalnya, music for relaxation, music for healing, music for yoga, music for reiki healing, dan masih banyak lagi. Dengan musik itu, saya merasa lebih menikmati gerakan-gerakan yoga, lebih khusuk, lebih mendapatkan maknanya.

Menemukan dan Mensyukuri Karunia

Waktu berjalan, keringat mulai mengucur melalui pori-pori di sekujur tubuh. Badan pun terasa lebih sehat, pikiran pun lebih segar dan terang. Ini menjadi modal untuk menyelesaikan aktivitas berikutnya. Dalam badan dan pikiran yang sehat, saya berharap dapat melakukan aktivitas selanjutnya dengan baik.

Matahari bergerak perlahan. Sinarnya menembus pepohonan. Nah, ini kesempatan saya membuka baju dan berjemur di bawah sinar matahari pagi. Saya ambil tempat duduk kecil yang terbuat dari kayu dan meletakkannya di tepat bawah pohon belimbing. Di situ saya duduk sambil menikmati sinar matahari yang sedang memancarkan sinarnya yang hangat.

Saya bersyukur kepada Tuhan atas nikmat pagi yang dikaruniaiNya untuk saya dan makhluk lainnya. Hidup memang penuh karunia dan keindahan. Tugas kita adalah menemukan, menikmati, dan mensyukurinya di sepanjang hari.

 (I Ketut Suweca, 31 Mei 2020).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun