Menyapu halaman, entah mengapa, memberikan rasa senang. Membuat halaman yang sebelumnya penuh dengan dedaunan menjadi bersih, sangat saya sukai. Dapat bersihnya, dapat bergeraknya. Apalagi di pagi yang sejuk dan berudara bersih. Â
Saya lengkapi penyapuan itu dengan menyiram seluruh tanaman. Setelah mendapatkan guyuran air, mereka --para tanaman itu, seakan tersenyum, hendak menyampaikan terima kasih sudah membasahi mereka dengan air, menghindari kehausan.
Usai menyapu dan menyiram tanaman, saya memilih terus bergerak. Kali ini dengan senam kecil dan yoga sederhana. Senam pemanasan yang biasa saya lakukan ketika berlatih di gelanggang olah raga sebelum pandemi, sebagian saya praktikkan untuk menyiapkan tubuh melakukan gerakan-gerakan inti berikutnya.
Setelah senam pemanasan sekitar 10 menit, saya mulai masuk ke gerakan gerakan yoga ringan seraya menarik dan menghembuskan nafas berulangkali. Tarikan dan hembusan nafas itu dimaksudkan untuk mengeluarkan udara yang tersimpan dalam paru-paru dan menggantikannya dengan udara bersih dan segar pada setiap helaan nafas. Menghirup udara dari hidung dan melepaskannya dari mulut.
Saya melakukan gerakan-gerakan yoga asanas yang paling sederhana. Setiap gerakan mesti saya lakukan dengan pelan, lembut, dan hati-hati.  Juga, dengan penghayatan. Gerakan yoga dimaksud seperti vajrasana, ardha matsyendrasana, padahastasana, dan halasana.
Saya lengkapi senam dan gerakan yoga itu dengan musik pengiring yang mudah diperoleh di youtube. Misalnya, music for relaxation, music for healing, music for yoga, music for reiki healing, dan masih banyak lagi. Dengan musik itu, saya merasa lebih menikmati gerakan-gerakan yoga, lebih khusuk, lebih mendapatkan maknanya.
Menemukan dan Mensyukuri Karunia
Waktu berjalan, keringat mulai mengucur melalui pori-pori di sekujur tubuh. Badan pun terasa lebih sehat, pikiran pun lebih segar dan terang. Ini menjadi modal untuk menyelesaikan aktivitas berikutnya. Dalam badan dan pikiran yang sehat, saya berharap dapat melakukan aktivitas selanjutnya dengan baik.
Matahari bergerak perlahan. Sinarnya menembus pepohonan. Nah, ini kesempatan saya membuka baju dan berjemur di bawah sinar matahari pagi. Saya ambil tempat duduk kecil yang terbuat dari kayu dan meletakkannya di tepat bawah pohon belimbing. Di situ saya duduk sambil menikmati sinar matahari yang sedang memancarkan sinarnya yang hangat.
Saya bersyukur kepada Tuhan atas nikmat pagi yang dikaruniaiNya untuk saya dan makhluk lainnya. Hidup memang penuh karunia dan keindahan. Tugas kita adalah menemukan, menikmati, dan mensyukurinya di sepanjang hari.