Sore dan malam hari ini saya sudah cukup puas hanya dengan membaca beberapa halaman bagian depan buku "Segala-galanya Ambyar." Ada kisah Witold Pilecki yang berjuang memerdekakan negerinya, Polandia,  dari penjajahan kendati pada akhirnya ia harus menghadapi hukuman mati.
Menyinggung sedikit tentang buku ini, dikisahkan bahwa pada hari terakhir menjelang menjalani hukuman mati, Pilecki menyatakan bahwa kesetiaannya hanya ia tambatkan pada Polandia dan segenap warganya, sehingga ia tidak pernah membahayakan dan mengkhianati warga Polandia, dan bahwa ia sama sekali tidak menyesali perbuatannya. Â
Inilah kata-kata terakhirnya. "Aku telah mencoba untuk menjalani hidupku dengan sebaik mungkin, maka menjelang ajalku kini, yang kurasakan justru kegembiraan, bukan ketakutan."
Terus-terang saya merasa sangat tersentuh oleh kata-kata Pilecki itu, betapa ia siap mati untuk negerinya. Patriotisme yang luar biasa bersemayam dalam jiwa seorang Witold Pilecki.
Usai membaca 12 halaman pertama buku itu, saya kembali beralih ke laptop. Masih saja mentok, mau menulis tentang apa? Belum ada ide sama sekali. Daripada tidak mengisi halaman kompasiana sore ini, saya memilih membuat artikel yang tiada juntrungnya  ini.Â
Artikel ini terlahir dari ketiadaan ide, kekosongan gagasan. Kendati demikian, semoga masih ada sahabat yang sudi membacanya. Semoga pula admin kompasiana masih berkenan melihat artikel dari penulis yang tengah mengalami kehabisan ide ini.
( I Ketut Suweca, 10 April 2020).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H