Hendaknya aturan dan imbauan Pemerintah diindahkan dengan baik. Jangan sampai ada yang mengedepankan ego dengan bersikukuh untuk tetap berjualan di luar ketentuan yang berlaku.
Para pekerja pariwisata, formal dan informal, banyak berkorban dan bahkan sangat terpukul oleh keadaan tidak normal ini. Ancaman covid 19 bahkan mampu melumpuhkan geliat pariwisata di berbagai daerah. Tidak lagi ada tamu yang berkunjung. Okupansi hotel nyaris nol.Â
Banyak diantara pekerja di bidang pariwisata terpaksa "dirumahkan" akibat dampak negatif dari bencana ini. Di tempat-tempat wisata, di mana para pedagang kecil mengais rejeki juga sepi sehingga mereka tidak lagi memperoleh penghasilan.
Dibutuhkan Semangat Kebersamaan
Itu hanya menyebut pengorbanan beberapa pihak. Tentu masih banyak lagi para pihak yang harus berkorban dalam situasi yang sulit ini. Semuanya, mau tak mau, harus bersedia berkorban dalam situasi seperti ini.Â
Bagi masyarakat ekonomi kelas bawah yang "bekerja sekarang untuk bisa beli makan sekarang" pasti sangat merasakan dampaknya. Mereka harus menerima dan menyiasati keadaan ini untuk beberapa waktu lamanya.
Oleh karena itu, semua pihak hendaklah bersatu padu dengan semangat kebersamaan menghadapi "hantu" yang tak kasat mata ini. Semua pihak seyogianya bersedia berkorban untuk sebuah tujuan baik. Dan, semua pihak mesti mengikuti aturan, kebijakan, dan arahan Pemerintah, sehingga kita semua bisa segera keluar dari keadaan ini dengan selamat.Â
Hindari sikap mementingkan diri sendiri, karena di samping melanggar ketentuan yang ditetapkan, mungkin juga berdampak buruk terhadap keluarga sendiri dan masyarakat pada umumnya.
Mari bersama-sama bersedia berkorban dalam situasi yang tidak normal ini. Tak satu pun dari kita berkeinginan membiarkan diri terkurung oleh situasi bencana terus-menerus.Â
Diperlukan pemikiran dan upaya bersama untuk memerangi virus corona sehingga semua bisa segera terbebas dari keadaan yang sulit ini dalam keadaan selamat dan sehat.
(Â I Ketut Suweca, 31 Maret 2020).