Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Membuat Artikel dengan Judul yang "Mantul," Bisakah?

24 Maret 2020   21:00 Diperbarui: 27 Maret 2020   17:46 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                           Sumber gambar: https://www.pinterest.com/pin/520799144411354105/

Hingga saat ini saya masih sering berkutat dengan pemilihan judul artikel yang pas. Acapkali saya menemukan kesulitan bagaimana memilih kata-kata yang tepat untuk sebuah judul. 

Sesuai dengan teori, judul harus mencerminkan isi dan menarik. Membuat judul yang mencerminkan isi tampaknya tak terlampau sulit. Tetapi, membuatnya menarik? Ini yang super sulit.

Terapkan Jurus Bongkar-Pasang

Karena sulitnya membuat judul yang menarik, saya seringkali harus lakukan jurus bongkar-pasang. Ya, saya mencoba membuat dan memasang judul seadanya dulu ketika memulai menulis. Agar ada "kepala" dulu. Kalau sampai tanpa kepala, tentu mengerikan, he he he, dikira apa gituu.

Nah setelah membuat judul ala kadarnya, barulah saya menulis dan menulis terus artikel tersebut sampai tuntas. Ya, sampai selesai hingga bagian "ending." Setelah itu? Editing pun dimulai. 

Ukuran huruf, penataan margin kiri-kanan, pengeditan kesalahan ketik, semuanya dibenahi. Juga, penyesuaian letak kalimat, perlu digeser atau tidak, agar logis dan sistematis.

Selanjutnya, saya sisipkan anak-anak judul. Mengapa perlu anak judul? Ya, agar dari situ pembaca tahu topik kecil apa yang akan dibicarakan berikutnya. 

Penyelipan anak judul juga dimaksudkan agar pembaca menyempatkan diri "menarik nafas." Laksana berlari, agar tidak berlari terus-menerus hingga ngos-ngosan dan kehabisan nafas, tapi juga sempat mengambil jeda, istirahat, walaupun hanya sejenak.

Usai ngerjain si anak judul yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan, tibalah saatnya saya harus mengurus si jabang bayi yang bernama judul (utama). 

Nah, ini yang paling merepotkan. Mengapa saya bilang paling merepotkan, karena paling sulit membuatnya pas, apalagi sekali jadi. Sulit! Tapi, syukur akhirnya ketemu juga judul itu.

Sudah pas-kah? Belum tentu. Hanya judul itu akhirnya dipilih karena tak kunjung ketemu yang lebih baik. Prinsip terakhir diambil, "yaaa sudahlah."  Kayaknya harus merenung lagi kalau mau yang lebih dan lebih bagus lagi, he he he. Setelah saya cek semuanya dan yakin sudah lengkap, nggak ada kesalahan, maka waktunya mengunggah artikel itu. Dahh...beres.

Betulkah beres? Setelah diunggah, biasanya untuk beberapa waktu saya off-kan dulu laptop  dan internet. Isi waktu dengan menyapu halaman, makan, atau mengguyur badan dengan air dingin di kamar mandi. Sebentar kemudian, saya kembali ke depan laptop, melihat hasil unggahan tadi.

Redaksi yang Bergerak Cepat

Redaksi kompasiana rupanya telah bergerak cepat, mengisi artikel tersebut dengan segala atribut yang diperlukan. Memasukkannya ke dalam kategori, sosbud, karir, edukasi, hobi, atau lainnya. Saya sering keliru dalam pengisian kategori ini. 

Juga, melengkapinya dengan kategori artikel (tanpa tambahan sebutan), "pilihan", atau "artikel utama." Untuk yang disebut terakhir ini, ya, sebagai penulis saya pasrah saja, he he he. Redaksi sudah memiliki standar penilaian tersendiri.  

Oh ya, saya adalah orang yang paling malas mengisi gambar/foto pada artikel sebagai ilustrasi. Pernah, dulu, saya pakai foto dari internet, lengkap dengan menuliskan sumbernya. Eh, ternyata tidak boleh. Saya ditegur redaksi, mohon maaf yaa. 

Akhirnya, setalah itu saya putuskan  meng-upload tulisan tanpa foto. Beruntungnya, redaksi kerap berbaik hati melengkapi dengan foto/gambar pendukung. Saya harus menyampaikan "terima kasih yang mendalam" kepada redaksi kompasiana yang selalu memberi perhatian.

Edit Lagi, Edit Lagi

Kembali ke topik. Nah, pada saat saya mengecek kembali artikel yang sudah termuat itu, kadang-kadang masih saja ada yang salah. Pada saat mengunggah di awal, kesalahan itu tak kelihatan. Rasanya sudah benar. Namun, beberapa lama kemudian, saya cek lagi, eh, ternyata ada saja yang keliru. 

Misalnya, masih terdapat satu-dua kesalahan ketik, masih perlu penambahan atau pengurangan kata tertentu, masih belum diberi italicize the selected text dan make the selected texbold. Yang pertama, memberikan membuat huruf miring pada kata-kata tertentu, dan yang kedua memberi penebalan (bold) pada teks yang ditentukan.

Pada bagian pamungkas, saya akan kembali melihat judul. "Kok judul ini kurang menarik ya?" begitu pikir saya. Pikiran seperti ini seringkali muncul setelah naskah terunggah.

Lalu, saya mencoba menemukan alternatif lain untuk menggantikan judul tersebut. Pasti ketemukah? Belum tentu. Jika beruntung dapat inspirasi, segera bisa saya temukan judul yang tepat. Tetapi, kadangkala, sulit mendapatkan alternatif pengganti yang lebih afdal. Akhirnya, ya, saya biarkan saja judul yang sudah terpasang.

Terus-terang saja, saya kagum dengan sahabat-sahabat di kompasiana yang tak hanya mampu menulis yang mantap di isi, bahkan keren di judul. Maksud saya, tidak hanya isi artikelnya berkualitas, judul yang dipilih pun tak kalah bagusnya. Luar biasa. Saya jadi betah membaca tulisan para sahabat seperti itu. Mereka piawai memasang judul yang "mantul" (baca: mantap betul).

( I Ketut Suweca, H-1 Nyepi, 23 Maret 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun