Demikianlah Ciputra, salah satu entrepreur legendaris Indonesia, menginspirasi kita untuk menguatkan kemandirian anak-anak dengan memberi kesempatan kepada mereka untuk menjajal kemampuan diri melalui pengalaman langsung di lapangan. Hanya dengan begitu ia akan menjadi kuat dan tangguh secara mental.
Tiada Hari Tanpa Syukur
Keempat, buku "Syukur Tiada Akhir, Jejak Langkah Jaob Oetama." Buku bagus terbitan Kompas (2011) ini disusun St. Sularto, setebal 657 halaman (saya baca hampir sebulan lamanya, he he). Buku tebal ini tak hanya berisi kisah hidup sang tokoh, bahkan juga konsep-konsep dalam bermedia sehingga bisa tetap eksis dalam segala situasi. Tetapi, dalam artikel singkat ini bukanlah hal yang berkaitan dengan bermedia yang saya petikkan untuk pembaca, melainkan bagaimana Jacob Oetama senantiasa bersyukur dalam hidupnya.
"Sebagai orang beriman, saya merasakan adanya terang dan dorongan Ilahi. Sering saya katakan belakangan ini, semua berkat providential dei (penyelenggaraan Allah) sehingga saya selalu menundukkan kepala, bersyukur, dan berterima kasih. Semuanya terjadi tidak sebagai kebetulan, tetapi dalam ranah bimbingan dari Atas."
Dikatakan, "Praci dina. Sebuah ungkapan bahasa Jawa, artinya kurang lebih, tiada hari tanpa ucapan syukur dan terima kasih. 'Beryukur, bersyukur! Ya, bersyukur! Saya yang penuh kekurangan dan kesalahan, kok, dipercaya oleh Tuhan jadi perantara rahmat-Nya bagi kebahagiaan orang banyak'."
Nah, dari Jakob Oetama, kita terinspirasi untuk senantiasa bersyukur atas berkat Tuhan. Dengan bersyukur kita akan selalu merasa bekerja dalam karunia-nya dan didampingi-Nya, selalu.
Pembaca, itu dulu ya bahasan kita kali ini tentang betapa perlu dan pentingnya membaca buku-buku biografi para tokoh yang sudah terbukti mencapai kemajuan. Kendati pun terkadang terasa buku-buku seperti itu mengemukakan melulu hal-hal yang baik tentang sang tokoh, namun kebermanfaatannya sungguh dahsyat! Apabila kita bersedia membuka diri dan membaca cermat, niscaya banyak hal yang bisa kita pelajari, banyak nilai-nilai luhur kehidupan yang bisa kita adopsi. Berjuang meraih kemajuan dengan belajar dari para tokoh yang terbukti sukses, why not?
( I Ketut Suweca, 24 Maret 2020).