Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/389209592771708702/
Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia adalah salah satu organisasi beladiri yang sudah dikenal, di samping beladiri karate, tinju, pencak silat, taekwondo, dan lainnya. Beladiri Kempo terbilang memiliki pelajaran yang lengkap dan menyeluruh. Mereka yang belajar Kempo akan mendapatkan pengetahuan teori (tokuhon), dan pelajaran teknik.
Belajar Teori dan Filosofi
Di dalam pelajaran teori, para anggota Kempo (disebut: kenshi) akan belajar tentang sejarah Kempo, filosofi, prinsip-prinsip, meditasi, dan karakter-karakter utama dalam beladiri ini. Filosofi Kempo yang terkenal antara lain: "Taklukkan Dirimu Sendiri Sebelum Menaklukkan Orang Lain." Ada juga: "Kasih Sayang Tanpa Kekuatan adalah Kelemahan, Kekuatan Tanpa Kasih Sayang adalah Kezaliman."
Shorinji Kempo di Indonesia yang didirikan oleh trio founding fathers yakni sensei Indra Kartasasmita, sensei Ginandjar Kartasasmita, dan sensei Utin Sjahraz (alm) ini, Â selalu ditanamkan enam karakter khas ke dalam jiwa para kenshi, salah satu diantaranya adalah "riki ai funi."
Karakter ini dimaknai sebagai perpaduan dan keharmonisan antara kekuatan dan kasih sayang. Melalui latihan Kempo secara tekun, baik menyangkut teori/filosofi maupun praktik, diharapkan anggota Kempo akan bisa menjadi pribadi yang rendah hati dan welas asih terhadap sesama, di balik  kemampuan beladiri yang andal.
Karakter lain yang secara intensif ditekankan oleh para pelatih kepada kenshi didikannya adalah "shushu koju." Maknanya, seorang kenshi hendaknya tidak mengutamakan menyerang, melainkan bertahan dalam rangka pembelaan diri. Sekalipun diperlukan serangan, maka serangan itu harus disesuaikan. Penyadaran lawan yang kemungkinan sedang khilaf adalah hal utama, sama sekali bukan untuk tujuan merusak, menyakiti, apalagi membunuh.
Kepada setiap kenshi ditekankan juga untuk senantiasa menghargai orang lain, berpenampilan yang bersih dan rapi saat latihan, dan kesiapan diri untuk belajar sebagai insan yang murni.
Di dalam salah satu janji kenshi disebutkan bahwa setiap kenshi  "akan selalu bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, saling mengasihi, dan saling menolong." Di dalam ikrar juga dicantumkan antara lain bahwa seorang kenshi harus menjadi "pembela kebenaran dan keadilan, berperikemanusiaan, bersopan santun, senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, di atas kepentingan pribadi."
Demikianlah, Shorinji Kempo sebagai sebuah ilmu beladiri sudah sedemikian lengkap untuk mengedukasi para peserta didiknya agar menjadi pribadi yang tangguh dengan kemampuan beladiri, sekaligus berbudi pekerti luhur, santun, dan menghormati orang lain.
Berlatih Teknik yang Lengkap
Di tingkat praktik, seorang kenshi diharapkan menguasai teknik Kempo sesuai dengan tingkatannya. Setiap tingkatan memiliki pelajarannya tersendiri. Kyu V, misalnya, ada buku pelajarannya, demikian pula Kyu-Kyu di atasnya. Tingkatan yudhansa (tingkatan DAN) juga memiliki buku pelajarannya masing-masing, baik DAN I, DAN II, DAN III, DAN IV, dan seterusnya. Kewajiban setiap kenshi adalah menguasai teknik pada tingkatannya dan teknik yang ada di tingkat bawahnya.
Pada intinya, pelajaran teknik yang diberikan meliputi dua bagian utama, yakni teknik goho dan teknik juho. Teknik goho adalah teknik yang terdiri dari gabungan teknik pukulan, tendangan, dan tangkisan. Teknik ini dikategorikan ke dalam teknik keras.
Di samping teknik goho yang keras sifatnya, dilatihkan juga teknik juho, yaitu teknik yang lentur/lembut/luwes. Yang termasuk ke dalam teknik juho antara lain tangkapan, kuncian, lipatan, bantingan, dan lemparan. Konsep unbalance pada lawan sangat ditekankan pada teknik juho.
Setiap  kenshi diharuskan menguasai kedua teknik ini, baik juho maupun goho. Gabungan kedua teknik ini ditambah dengan penguasaan terhadap teori dan filosofi, akan membuat seorang kenshi menjadi lengkap.
Anggota Kepolisian Berlatih Kempo
Memerhatikan demikian komplitnya teori dan praktik Shorinji Kempo, maka banyak orang berminat mempelajarinya. Para orangtua mendorong putra-putrinya untuk berlatih Kempo. Mereka mendaftarkan diri di banyak dojo (tempat berlatih) yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan di hampir seluruh penjuru dunia.
Tak terkecuali, para anggota kepolisian pun, secara pribadi-pribadi berlatih beladiri yang berasal dari Jepang ini. Bahkan, belakangan para anggota kepolisian di sejumlah wilayah di Bali, seperti di Gianyar, Singaraja, dan Karangasem --yang baru terbentuk, diwajibkan untuk berlatih Kempo.
Kapolda Bali, misalnya, melihat Kempo adalah beladiri yang selaras dengan tujuan dan tuntutan tugas para anggotan di lapangan. Beladiri ini dipandang tepat untuk dijadikan sebagai bekal bagi  para anggota kepolisian tatkala mereka bertugas mengayomi dan melayani masyarakat. Dan, dengan bekal beladiri Kempo, diharapkan anggota kepolisian kian mantap dan tangguh dalam melaksanakan tugas sebagai pengayom masyarakat. Bahkan, khusus di Bali, mulai tahun 2019, diselenggarakan "Kapolda Bali Cup" yang digagas Kapolda Bali, Irjen Pol. Dr. Drs. Petrus Reinhard Golose, M.M, merupakan event bergengsi untuk mengukur kemampuan beladiri para kenshi Kempo.
( I Ketut Suweca, 14 Februari 2020). Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H