Seperti saya kemukakan pada artikel sebelumnya, saya mulai menjadi penghuni rumah besar  Kompasiana sejak 4 Desember 2010. Lumayan lama. Tetapi saya  sempat 'menghilang' untuk beberapa lama. Kompasiana benar-benar telah berjasa besar membuatkan tempat hunian yang nyaman dan menentramkan hati.
Datang dan Pergi
Di rumah besar kompasiana kita bisa berteduh dalam waktu berapa lama pun kita kehendaki. Ke kompasiana kita datang, dari kompasiana kita pergi. Mungkin di antara kita sempat pergi untuk beberapa lama, tetapi kembali pulang ke rumah ini.Â
Ada juga yang pergi dan tak kunjung kembali. Datang pula sejumlah penghuni baru menimpali yang penghuni sebelumnya. Seperti pasang surut air laut, kompasianer pun datang dan pergi bersamaan dengan bergulirnya waktu.
Rumah Pengetahuan
Kompasiana adalah rumah kita. Di rumah ini kita simpan ratusan, ribuan, bahkan jutaan gagasan yang selalu bertambah dari hari ke hari secara akumulatif. Kita isi rumah ini dengan berbagai catatan pengalaman, wawasan, dan pengetahuan. Â Bentuknya pun sangat beragam: Â ada opini, ada video, ada karya sastra, dan lainnya. Â
Kita membuat rumah besar kompasiana seperti layaknya sebuah perpustakaan yang sarat dengan buku-buku yang siap dibaca. Siapapun yang ingin mendapatkan pengetahuan dalam berbagai jenisnya, ia boleh bertandang ke rumah kompasiana. Ia boleh berkutat dengan seabreg dan beragam tulisan disini.
Tempat Menjalin Persahabatan
Kompasiana adalah rumah kita. Di rumah ini kita jalin rasa persaudaraan yang indah di antara sesama penghuni dan diantara penghuni dengan pemilik rumah. Persahabatan di rumah maya kompasiana membuat kita merasa semakin dekat, walaupun secara fisik mungkin berjauhan  dan barangkali tak pernah berjumpa pula.
Sekali waktu di antara kita memilih melanjutkannya dengan berlabuh di dermaga dunia nyata. Banyak ragam event memberikan kesempatan bagi kita untuk bisa bertatap muka. Pemilik rumah sungguh sangat bermurah hati, memberi kesempatan kepada penghuni untuk saling bertemu memperkuat tali pertemanan. Â Jadi, kita tak hanya bersua di dunia maya, juga bisa bertemu di dunia nyata.
Saling Ber-Say Hello
Kompasiana adalah rumah kita. Di rumah maya ini kita mendapatkan ruangan, satu-satu. Kita sudah disediakan kamar maya untuk beraktivitas. Terima kasih kepada sang empunya rumah. Tabik. Tapi, kata sang pemilik, kita seyogianya bersilaturahmi dengan orang-orang di kamar maya sebelah, saling ber-say hello.Â
Melakukan blogwalking. Kita juga wajib mengikuti sopan-santun selaku penghuni di dunia maya agar bisa hidup berdampingan dengan damai. Kalau ada kue maya, kita bagikan untuk disantap bersama secara maya, he he he. Artinya, saling peduli satu sama lainnya.
Kompasiana adalah rumah kita. Interaksi antarpenghuni semoga membuat kita semakin bijak menghargai satu sama lain. Semakin bijak menghargai perbedaan. Dan, menyadari bahwa kita harus menyesuaikan diri, karena sesungguhnya ada hal-hal yang berbeda pada kita yang tak harus dipertentangkan, melainkan diberikan tumbuh kembang sehingga rumah kita menjadi indah dan berwarna. Bagai beragam kembang setaman.
Tak Perlu Membayar Kost
Kompasiana adalah rumah kita. Pantaslah kita sampaiakan terima kasih  yang mendalam kepada sang pemilik yang sudah mengijinkan kita untuk tinggal entah untuk  berapa lama tanpa perlu membayar indekost. Sebelas tahun usia rumah maya kita.Â
Bukanlah waktu yang singkat, kendati bukan pula waktu yang lama. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa membina dan menjaga  kebersamaan itu dengan dasar kesadaran saling berbagi, saling mengasihi, dan menghargai perbedaan yang ada.
Selamat ulang tahun untuk rumah besar kita, kompasiana.
Happy birthday to you. We love you so much!!
( I Ketut Suweca, 7 November 2019}.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H