Para pendidik dan peneliti memerlukan perhatian serius. Merekalah yang bertugas memberi corak wajah generasi bangsa ini ke depan. Seperti apa wajah generasi muda Indonesia masa depan sangat ditentukan oleh kaum pendidik. Demikian juga, kemajuan-kemajuan di berbagai bidang tak lepas dari temuan-temuan inovatif para peneliti. Penelitian di negeri ini kurang mendapatkan perhatian. Penghargaan terhadap peneliti, seperti penghasilan (gaji dan tunjangan), fasilitas penelitian, dan proses pengurusan HAKI disebutkan belum memadai. Seperti diberitakan Kompas (25/10), gaji seorang guru sekolah dasar ternyata lebih besar daripada pendapatan seorang professor-peneliti! Ini sungguh mengherankan. Sementara, penghasilan para peneliti di negara-negara tetangga jauh lebih baik. "... gaji professor riset di negara tetangga bisa sekitar 90 juta per bulan, dan di Jepang Rp.600 juta-Rp.900 juta per bulan," demikian Wakil Kepala LIPI, Endang Sukara sebagaimana dikutip Kompas.
Keadaan inilah yang ditengarai telah membuat para peneliti Indonesia akhirnya memilih bekerja di luar negeri, berkarya untuk negara lain. Tidak ada yang salah dengan para peneliti itu. Hanya Indonesia sajalah yang belum bisa memberi penghargaan yang layak terhadap para peneliti walau pun nominalnya tak harus sebesar penghasilan peneliti di beberapa negara maju. Perlu disadari bahwa dengan kepandaiannya, peneliti mampu menghasilkan temuan-temuan baru atau inovasi sebagai wujud kreativitas yang luar biasa dalam bidang keilmuan. Semua ini akan sangat berguna apabila diimplementasikan dalam tataran praktis maupun dalam upaya pengembangan ilmu-ilmu dasar. Kemajuan demi kemajuan hanya dapat dicapai apabila para peneliti Indonesia berhasil mendapatkan temuan-temuan baru yang bermanfaat.
Lantas bagaimana dengan kesehatan masyarakat? Sudahkah semua kalangan mendapatkan layanan kesehatan dengan baik? Kesehatan menjadi modal yang luar biasa pentingnya bagi perkembangan anak bangsa. Segala keberhasilan apapun tak banyak artinya apabila kesehatan tak dimiliki. Arthur Schopenhauer mengatakan: "health is not everything, but without health everything is nothing." Kesehatan memang bukan segala-galanya, tapi tanpa kesehatan segalanya tiada berarti. Jadi kesehatan adalah hal pokok yang tak bisa ditinggalkan dalam pembangunan secara menyeluruh.
Kesehatan ibu dan anak adalah salah satu indikator derajat kesehatan bangsa ini. Mengapa kesehatan ibu? Karena melalui rahim para ibu Indonesia-lah terlahir anak-anak penerus bangsa. Maka, para ibulah yang mesti sehat terlebih dahulu. Mengapa anak-anak? Karena anak-anak Indonesia itulah yang akan menentukan seperti apa wajah masa depan negeri ini. Semoga kepedulian terhadap kesehatan ibu dan anak semakin baik.
Dengan sejumlah pekerjaan rumah itu semoga seluruh pihak yang bertanggung jawab sebagai pengemban amanat penderitaan rakyat senantiasa eling akan tugas dan kewajiban untuk mensejahterakan kehidupan bangsa ini. Berdosalah mereka yang telah menyia-nyiakan amanah yang diberikan kepadanya, jika ternyata mereka menjadi bagian dari perampok uang negara sebegaimana disebut Presiden SBY.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H