Mohon tunggu...
ECOFINSC UNDIP
ECOFINSC UNDIP Mohon Tunggu... Jurnalis - Kelompok Study Finance FEB UNDIP

ECOFINSC FEB UNDIP adalah organisasi mahasiswa berbentuk kelompok studi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian mengenai permasalahan perekonomian maupun keuangan di lingkup nasional maupun internasional. Lebih lanjut mengenai ECOFINSC dapat di akses melalui https://linktr.ee/Ecofinscfebundip

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Penutupan Tiktok Shop pada UMKM dan Perekonomian

13 November 2023   20:11 Diperbarui: 14 November 2023   21:45 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Ecofinsc

Pengaruh Pentupan Tiktok shop terhadap Ekosistem E-commerce

          Menurut ekonom dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira Adhinegara, penutupan Tiktok Shop justru berdampak positif untuk e-commerce sendiri. "Menurut kami, ketegasan pemerintah terhadap aplikasi e-commerce sudah tepat. Dengan ditutupnya Tiktok Shop terjadi pergeseran penjual ke platform e-commerce lain, khususnya Shopee dan Tokopedia. Maka, dampak dari penutupan ini hanya pergeseran platform (berjualan) saja," ucap Bima (4/10). Hal ini juga diungkapkan oleh Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti. Menurut beliau, pelarangan Tiktok tidak akan memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat.

          Alasannya, produsen dan konsumen masih punya banyak pilihan untuk melakukan transaksi melalui e-commerce lain. Bahkan, beliau berpendapat pelarangan social commerce berbelanja melalui e-commerce justru bisa meningkatkan pengguna e-commerce.  Pernyataan ini sesuai dengan data yang diperoleh berbagai lembaga keuangan di Indonesia. Menurut data dari Bank Indonesia pada tahun 2022, jumlah transaksi e-commerce di Indonesia hampir mencapai Rp500 triliun. Statiska Market Insight juga mencatat, jumlah pengguna e-commerce di Indonesia diperkirakan akan mencapai 221,05 juta pengguna.  Oleh karena itu, menurut Esther, penting bagi pemerintah untuk memastikan pertumbuhan produk UMKM di sosial media. Sebaiknya, diperlukan regulasi yang mengatur persentase minimal produk UMKM yang dijual di e-commerce. Hal ini akan meningkatkan keuntungan bagi produk lokal dibandingkan produk impor.

Kontribusi Tiktok Shop terhadap Gross Merchandise Value di Indonesia

          Bisnis ecommerce TikTok tumbuh pesat. Bahkan, transaksi belanja online lewat TikTok sudah berhasil melampaui e-commerce anak usaha Djarum, Blibli. Berdasarkan hasil riset Momentum Works, nilai produk yang dijual (gross merchandise value /GMV) lewat TikTok kini sudah mencapai 5 persen dari total GMV seluruh ecommerce Indonesia. Riset yang sama menyatakan bahwa nilai pasar belanja online Indonesia sepanjang 2022, yang diukur dengan GMV, mencapai US$ 51,9 miliar atau nyaris menyentuh Rp 775 triliun. Indonesia masih menjadi pasar terbesar belanja online di Asia Tenggara. Sekitar 52 persen dari GMV e-commerce Asia Tenggara terjadi di pasar Indonesia.

          Untuk bisa merebut pangsa pasar, sebagai pendatang baru TikTok Shop Indonesia gencar menebar promo. TikTok sendiri mengincar GMV lebih dari US$ 5 miliar di Indonesia di 2023. TikTok memang dikabarkan memasang target ambisius untuk platform belanja online tersebut pada tahun ini. Transaksi penjualan (GMV) dipatok sampai US$ 20 miliar atau setara Rp 297 triliun, menurut sumber dalam perusahaan. Firma riset Insider Intelligence menyebut pengguna aktif TikTok di Asia Tenggara mencapai 135 juta hingga Q1 2023. Indonesia menjadi negara yang berkontribusi paling besar dengan basis pengguna 113 juta. Secara spesifik di Indonesia, TikTok Shop mengantongi GMV US$ 2,5 miliar dalam periode 3 bulan di Q1 2023, menurut data Cube Asia. Dari 5 juta pedagang di TikTok, mayoritas adalah UMKM dan 2 juta di antaranya sudah membuka lapak di TikTok Shop.

Solusi yang Relevan dalam Mempraktikan Strategi Pasar Pasca Pentupuan Tiktok Shop

          Berikut ini strategi pemasaran terbaru yang dapat dicoba untuk membantu kita memaksimalkan potensi platform e-commerce : 

  1. Kenali kebiasaan millennial dan Gen-Z

Kelompok millenial dan Gen-Z sangat mengedepankan virality di media sosial. Mereka sangat tertarik dengan konten yang sedang trend. Hal ini yang perlu ditekankan sebagai strategi pemasaran terbaru pasca TiktokShop tutup. Apalagi, kedua generasi ini termasuk tipikal yang FOMO (Fear of Missing Out) dan tidak ingin ketinggalan update terbaru di sosial media. Oleh karena itu, salah satu kunci untuk membangun brand e-commerce adalah menciptakan konten yang memiliki potensi viral.

  1. Cermati tiga kunci utama Tiktok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun