Peningkatan harga BBM menjadi salah satu efek domino yang mungkin terjadi dengan penggantian bahan bakar Pertalite dengan Pertamax Green 92. Pertamax Green 92 kemungkinan akan dijual dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan Pertalite, meskipun sudah diberi subsidi. Hal ini dapat mempengaruhi daya beli masyarakat dan berpotensi mempengaruhi inflasi. Selain itu, penghapusan Pertalite dalam waktu kurang dari setahun ini dapat memaksa konsumen berpindah ke jenis Pertamax, yang dapat mempengaruhi pola konsumsi BBM di masyarakat. Dari sisi produksi, pencampuran Pertalite dan Etanol akan memakan biaya produksi yang lebih tinggi, yang dapat mempengaruhi struktur biaya operasional Pertamina dan berpotensi mempengaruhi harga jual BBM. Di sisi lain, diperlukan perluasan area perkebunan agar dapat memproduksi lebih banyak etanol sebagai campuran BBM, yang dapat mempengaruhi pola penggunaan lahan di Indonesia. Namun, dengan adanya Pertamax Green 92, impor gasoline dapat ditekan, yang berdampak positif pada neraca perdagangan migas.
Kondisi InflasiÂ
Pergantian dari bahan bakar Pertalite ke Pertamax Green 92 dapat memiliki beberapa dampak terhadap kondisi inflasi di suatu negara. Ini tergantung pada berbagai faktor, termasuk kebijakan pemerintah, harga minyak mentah global, dan dinamika pasar energi. Beberapa dampak yang mungkin terjadi, salah satunya dari faktor kenaikan harga bahan bakar. Pertamax Green 92 mungkin lebih mahal daripada Pertalite, tergantung pada komposisi harga yang ditetapkan oleh pemerintah atau operator stasiun pengisian bahan bakar. Jika harga Pertamax Green 92 lebih tinggi, ini dapat menyebabkan kenaikan biaya transportasi dan produksi barang dan jasa. Kenaikan ini dapat mendorong inflasi karena harga barang dan jasa umumnya akan naik. Inflasi adalah hasil dari berbagai faktor ekonomi, dan beralihnya jenis bahan bakar adalah salah satu faktor yang dapat memengaruhi inflasi, tetapi itu tidak selalu menjadi faktor dominan dalam perubahan tingkat inflasi.
     Selain menggantikan Pertalite, penting untuk mencari alternatif energi yang lebih berkelanjutan dalam menghadapi isu perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya alam. Penghapusan Pertalite dapat memengaruhi pola konsumsi BBM masyarakat, yang kemungkinan akan beralih ke jenis BBM yang lebih ramah lingkungan seperti Pertamax Green. Meskipun ini bisa berdampak pada harga BBM dan produksi yang lebih mahal akibat penggunaan etanol, hal ini juga bisa membantu mengurangi impor gasoline ke negara tetangga. Oleh karena itu, pemerintah perlu mendorong pengembangan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, seperti biofuel, sambil memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang manfaat peralihan ke sumber energi yang lebih berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
PrimadonaF., & RizaldiI. (2021). Kajian Dampak Penghapusan BBM Pertalite terhadap Profitabilitas PT Pertamina Tahun 2021. El-Mal: Jurnal Kajian Ekonomi & Bisnis Islam, 2(2), 140-147. https://doi.org/10.47467/elmal.v2i2.954
Irsyaad, W. (2022). Sejarah Harga Pertalite, Awal Muncul 2015 Justru Lebih Mahal Dari Sekarang. Otomotifnet.Com.
HARGA BBM PERTAMINA. (2023). Diakses pada 24 September 2023. https://mypertamina.id/fuels-harga.Â
Setiawan, Verda Nano. (2023). Alasan Usulan BBM Pertalite Dihapus & Muncul Pertamax Green. CNBC Indonesia.Â