Mohon tunggu...
Eka Putra Nggalu
Eka Putra Nggalu Mohon Tunggu... Seniman - Komunitas KAHE

Penggiat Komunitas KAHE

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Diamlah Luka

4 Maret 2020   13:39 Diperbarui: 4 Maret 2020   13:44 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diamlah Luka, lukisan Sunaryo Sutono - Selasar Sunaryo Art Space, 2018 | Dok. pribadi


untuk Aura

Ia menatap bayi mungil dalam pelukannya

Terbungkus dalam kain wol yang lembut 

Anak laki-laki ajaib itu larut dalam kedamaian yang asing

Lelakinya, menatap lekat-lekat ke arah yang sama dengan tatapan matanya

Jeda bahagia yang dingin dan kosong

Dari segala arah, suara-suara para pedagang menyergap pintu Bait Allah

Beberapa menawarkan narwastu

Beberapa lain memaksakan keledainya dibeli dengan harga murah

Tawa pemungut cukai berkelindan di sana-sini 

Beradu dengan derap langkah kuda para serdadu

Juga candaan para pelacur

Jeda bahagia yang dingin dan kosong

Jemari kasar lelakinya membopong jiwa yang besar itu

Menjajaki tetangga pualam, tujuh puluh kali tujuh kali

Cinta akan rumah-Mu

Menghanguskan aku

Tidakkah kau tahu

Aku harus berada di rumah Bapakku?

Suara Simeon parau dan berat

Tak pernah berhenti berdengung di telinganya 

dalam aneka tempo, ritme, dan volume

Ya Tuhan, sekarang perkenankalah hamba-Mu berpulang

Dalam damai sejahtera menurut sabda-Mu

Lalu misteri

Diam panjang yang bersonansi dan membelah diri

Aku ini perempuan, Tuhan

Pedang itu, luka itu

Dalam hatinya yang merah

Ia peluk

Bandung, 25 Spetember 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun