Mohon tunggu...
Ecik Wijaya
Ecik Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Seperti sehelai daun yang memilih rebah dengan rela

Pecinta puisi, penggiat hidup

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tak Sempat Menuliskan Kembali: Akar Baru

11 Januari 2025   02:03 Diperbarui: 11 Januari 2025   02:03 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada suatu mula

Muasal akar kebijaksanaan tumbuh

Sebab ayah, sebab ibu

sebab aku, kamu, kalian dan mereka

Mengajari lembar-lembar rahasia

Pada piring nasi nyaris kosong 

Pada rajutan tali  yang melukai

Pada ratusan seringai di ujung bibir

Pada  laku tangan, tajam menggunting

Di pasar-pasar, padat tujuan

Pada saat itu, saat ini

Ratusan cerita warna yang berdekatan

Antara gagap gempita dan sunyi

antara terang dan gelap

Antara aku, kamu, kalian dan mereka

Langit mesti gemerlap

Oleh sesaknya doa harap yang naik dan turun

Antara luka, duka dan bahagia

Meski muka syukur nyaris tak merupa

Diam-diam saling menyalin, menjadi tanda

Nyaris sama tenggelam

Nyaris terlambat naik ke permukaan

Terseret arus saat jatuh cerita dari langit

Sayangnya, bekal pun nyaris kosong

Kita kepayahan membaca, menyalin

Tapi, tak sempat menuliskan kembali

Apalagi menjadi akar -akar baru kehidupan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun